Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Tergelincir, Investor Menanti Sinyal Suku Bunga The Fed

Kompas.com - 11/10/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (10/10/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB, setelah pada perdagangan hari sebelumnya melonjak hingga 1,6 persen.

Harga emas dunia melemah karena investor dengan hati-hati mulai kembali ke aset-aset berisiko, sembari menantikan sinyal lebih lanjut terkait kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun tipis 0,07 persen ke 1.859,62 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,5 persen ke level 1.873,60 dollar AS per ons.

Baca juga: Lakuemas Mudahkan Investasi Emas lewat Website dan Aplikasi

Harga emas di pasar spot sempat naik 1,6 persen pada perdagangan Senin, menjadi lompatan harian terbesar dalam lima bulan terakhir. Kenaikan ini dipicu adanya bentrokan militer antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

Kala konflik itu pertama kali mencuat, investor pun beralih ke emas yang merupakan aset safe haven. Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketika terjadi gejolak yang bisa mempengaruhi ekonomi global.

Kendati begitu, setelah mengalami kenaikan yang tinggi, sebagian investor pun mulai melakukan aksi ambil untung dan beralih ke investasi berisiko yang membuat harga logam mulia menurun.

Baca juga: Begini Cara Memulai Investasi Emas dengan Modal Rp 100.000

"Aksi ambil untung dan meningkatnya selera investor terhadap risiko menekan harga, meskipun begitu konflik antara Israel dan Hamas membatasi kerugian emas," ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Di sisi lain, pergerakan harga juga dipengaruhi penantian pelaku pasar terhadap sinyal kebijakan moneter The Fed ke depannya.

The Fed akan merilis risalah pertemuan Federal Reserve (FOMC) bulan September pada pekan ini. Selain itu, data inflasi AS bulan September juga akan dirilis pekan ini yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.

Baca juga: Investasi Emas Kian Menjanjikan, Antam Perkuat Penjualan Domestik

"Jika laporan inflasi lebih tinggi dari perkiraan, terutama angka (inflasi) inti, hal ini akan berdampak negatif bagi emas karena mengindikasikan bahwa The Fed harus mempertahankan tren suku bunga lebih lama lagi", kata Melek.

Seperti diketahui, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Baca juga: 5 Tips Memulai Investasi Emas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com