Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Kinerja Korporasi Bayangi Pasar, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kompas.com - 27/10/2023, 05:57 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Kamis (26/10/2023) waktu setempat. Laporan kinerja perusahaan teknologi kuartal III-2023 menjadi sentimen penggerak harga saham.

Nasdaq Komposit kehilangan 1,76 persen dan ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari, berakhir pada 12.595.61. S&P 500 merosot 1,18 persen dan menyelesaikan sesi pada level 4.137.23. Sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) tergelincir 251,63 poin atau 0,76 persen menjadi 32.784,30.

Selama sesi perdagangan Kamis, S&P 500 turun ke wilayah koreksi terendah, dan mengakhiri sesi dengan penurunan hampir 10 persen dari penutupan tertingginya, yang dicatat pada bulan Juli lalu.

Baca juga: Laporan Korporasi Positif, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Menyusul penurunan 2,4 persen pada hari Rabu, Nasdaq Komposit kini juga resmi berada di wilayah koreksi, dengan penurunan lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi tahun ini di bulan Juli.

“Wall Street belum terkesan dengan pendapatan perusahaan teknologi besar sejauh ini dan perusahaan lainnya, Amazon dan Apple kemungkinan akan kesulitan mengingat prospek ekonomi AS yang melemah,” kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda, dikutip dari CNBC.

“Permintaan yang kuat dari lelang tujuh tahun hari ini menunjukkan bahwa investor masih khawatir dengan semua risiko geopolitik yang masih ada,” tambah dia.

Meta, yang merupakan induk Facebook, lebih unggul dalam hal kinerja bottom line kuartal ketiga, namun perusahaan mencatat bahwa mereka melihat beberapa penurunan periklanan sejauh ini.

Baca juga: Bursa Saham AS Ditutup di Zona Merah Imbas Lonjakan Harga Minyak


Investor juga khawatir mengenai pengendalian biaya pada divisi Reality Labs perusahaan, yang mengalami kerugian sebesar 3,7 miliar dollar AS sepanjang kuartal tersebut. Saham meta turun 3,7 persen pada hari Kamis.

Pergerakan ini mengikuti sesi perdagangan yang berada dalam trend bearsih sejak Rabu. Sebagian sentimen didorong oleh penurunan 9,5 persen pada perusahaan induk Google, Alphabet.

Saham Kelas-A Alphabet mengalami hari terburuk sejak Maret 2020 pada hari Rabu setelah perusahaan melaporkan pendapatan di unit cloud Google yang berada di bawah perkiraan analis.

Baca juga: Kinerja Alphabet Mengecewakan, Saham-saham Teknologi di Nasdaq Ambles

Nasdaq mencatat hari terburuknya sejak 21 Februari. Koreksi sejak musim panas didorong oleh lonjakan imbal hasil obligasi dengan imbal hasil Treasury AS 10 tahun pada satu titik di bulan ini melewati 5 persen.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun 10 basis poin menjadi 4,84 persen pada hari Kamis, namun gagal membendung aksi jual pasar.

Pasar tidak mendapat dukungan apa pun dari laporan produk domestik bruto kuartal ketiga, yang lebih kuat dari perkiraan. PDB AS tumbuh sebesar 4,9 persen secara tahunan dari Juli hingga September, sementara disurvei Dow Jones memperkirakan sebesar 4,7 persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com