Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappebti Akui Transaksi dan Peserta Bursa CPO RI Masih Sedikit

Kompas.com - 03/11/2023, 07:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

NUSA DUA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) periode 2022-2023 Didid Noordiatmoko mengakui transaksi dan peserta dibursa berjangka crude palm oil (CPO) RI masih sedikit.

Padahal, Bursa CPO RI beroperasi efektif 20 Oktober 2023. Bursa CPO RI diselenggarakan oleh Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).

Walaupun sepi peminat, Bappebti menyebutnya masih wajar. "Kami sebagai regulator yang penting ini jalan dulu, kami tahu ini perlu waktu untuk bursa ini bisa dipercaya," kata dia, dalam rangkaian acara 19th IPOC, di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).

Dia menyebut, sifat Bursa CPO yang sukarela jadi salah satu penyebab sepinya peserta di bursa ini. Sebab, pengusaha sawit tidak wajib memperjualkan produknya di bursa CPO nasional.

Baca juga: Bursa CPO Masih Sepi, Pemerintah Siapkan Insentif

Insentif

Pemerintah berencana menyiapkan sejumlah insentif untuk menarik minat pengusaha masuk ke bursa CPO RI. Dengan insentif tersebut, pengusaha dapat secara sukarela berpartisipasi dalam bursa CPO nasional.

Kata Didid, insentif yang tengah disiapkan bentuknya berupa pengurangan kewajiban setoran ke pemerintah, baik dalam bentuk pajak atau bea keluar. Walau nantinya terdapat potensi pengurangan penerimaan negara, kehadiran pengusaha yang semakin masif di bursa CPO diharap dapat memberi nilai lebih ke negara.

"Yang intinya tentu bahwa insetif ini pada dasarnya tidak akan secara total menurunkan pendapatan negara," kata Didid.

Baca juga: Bursa CPO Indonesia Resmi Beroperasi

Pengurangan DMO dan ekspor kelapa sawit

Strategi lain yang disiapkan pemerintah agar bursa CPO RI makin ramai, yakni pengurangan kewajiban pemenuhan pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Selain itu, juga ada strategi insentif lain berkaitan dengan ekspor kelapa sawit.

Didid menyebutkan, semua insentif yang disiapkan masih dalam bentuk kajian. Sehingga, masih diperlukan proses dan waktu yang panjang untuk merealisasikannya.

Sembari menunggu proses kajian rampung, pemerintah berencana terus memaksimalkan pelaksanaan bursa CPO. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa kredibel atas bursa CPO nasional.

Baca juga: Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Sebelumnya, Bappebti mengatakan, dalam sehari perdagangan di bursa CPO terdiri dari 3 sesi yakni pagi yang dimulai dari pukul 10.00-11.00 WIB, siang 16.00- 17.00 WIB, dan malam yang dimulai dari pukul 20.00-21.00 WIB.

Data Bappebti pada 20 Oktober 2023, untuk sesi pertama harga perdagangan CPO dibuka dengan harga penawaran Rp 12.485 dan ditutup dengan angka Rp 11.305 per kilogram dengan transaksi sebanyak 4 lot.

Bappebti optimistis ke depan transaksi perdagangan di bursa CPO bisa terus bergeliat sehingga target terciptanya price reference bisa terbentuk di kuartal pertama 2024.

(Tim Redaksi: Rully R. Ramli, Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com