NEW YORK, KOMPAS.com - Maersk, operator kapal kontainer terbesar di dunia, mengumumkan rencana pengurangan jumlah karyawan sebanyak 10.000 orang.
Selain itu, Maersk juga memperkirakan laba akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (4/11/2023), saham Maersk yang diperdagangkan di bursa saham Denmark anjlok 18 persen ke level terendah sejak Oktober 2020 pada Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Tujuh Perusahaan Tekstil Lakukan PHK terhadap 6.500 Pekerja
“Industri kita menghadapi kondisi normal baru dengan permintaan yang lemah, harga kembali sejajar dengan tingkat historis dan tekanan inflasi pada basis biaya kita,” kata CEO Maersk Vincent Clerc dalam sebuah pernyataan.
Clerc menambahkan bahwa kelebihan kapasitas di sebagian besar wilayah telah mendorong turunnya harga.
Maersk mempertahankan panduan EDITDA atau aba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi sepanjang tahun 2023 sebesar 9,5 miliar hingga 11 miliar dollar AS, namun memperkirakan angka tersebut akan berada pada batas bawah kisaran tersebut.
Pendapatan Maersk pada kuartal III 2023 turun dari 22,8 miliar dollar AS pada tahun 2022 menjadi 12,1 miliar dollar AS.
Baca juga: Bank-bank Besar AS PHK Karyawan, Total 20.000 Orang
Hal ini terjadi setelah Maersk melaporkan rekor pendapatan pada tahun 2022, dengan EBITDA setahun penuh sebesar 36,84 miliar dollar AS.
Lonjakan permintaan dan tantangan rantai pasokan yang sangat besar selama pandemi Covid-19 menyebabkan tarif angkutan melonjak. Namun, tren ini kini telah mereda di tengah gambaran makroekonomi yang suram.