Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampahku, Energiku...

Kompas.com - 08/11/2023, 11:29 WIB
Aprillia Ika

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Permasalahan sampah di sejumlah daerah di Indonesia seakan tiada habisnya. Namun bila melihat kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), kita seolah melihat secercah solusi untuk mengatasi persoalan sampah.

Bagaimana tidak, di TPA yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2019 silam itu, bau busuk khas sampah bahkan kadang tak tercium. Lahan TPA juga hanya berjarak sekitar 11 km dari Bandara Balikpapan. Di sekitaran lahan TPA, bahkan berdiri Kafe, dengan lingkungan yang hijau, asri, dan resik. Tak heran jika Presiden Jokowi pernah memuji TPA Manggar sebagai TPA terbaik di Indonesia.

TPA Sampah Manggar memiliki luas 17 hektar dengan 7 zona landfill (pembuangan sampah) aktif seluas 5,7 hektar. TPA ini mampu menampung 480 ton sampah per hari.

Sebanyak 49 persen sampah yang masuk TPA Manggar adalah sampah organik. Dengan demikian, TPA ini berpotensi menghasilkan gas methane hingga 1,5 juta meter kubik (m3) per tahun.

Semua TPA pasti menghasilkan gas methane. Sementara kenaikan gas methane berkrontribusi pada pemannasan global sebesar 1,5 persen per bulan. Gas ini juga memiliki kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2 (karbon dioksida). Tak heran jika Kementerian LHK ingin semua TPA memanfaatkan gas methane jadi energi baru terbarukan (EBT) lantaran sifat merusaknya.

Baca juga: Program Waste to Energy for Community PHM, Olah Sampah TPA Manggar Jadi Bahan Bakar untuk Masyarakat

Program Wasteco dikembangkan PHM bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan di TPAS Manggar, Balikpapan.KOMPAS.com/APRILLIA IKA Program Wasteco dikembangkan PHM bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan di TPAS Manggar, Balikpapan.

Peluang inilah yang ditangkap Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang kemudian menggelontorkan program Waste to Energy for Community (Wasteco). Tujuannya untuk membantu wilayah sekitar TPA Manggar mandiri energi, memanfaatkan gas methane.

Suyono, Pengawas TPA Manggar, yang ditemui menjelaskan banyak hal soal program ini. Ia bercerita, dulu tidak ada yang mau bekerja dengan sampah lantaran bau. Warga sekitar juga banyak yang menganggur. Serta ada polusi udara dan sejumlah gangguan kesehatan.

Namun pada 2018-2019 masuklah PHE dengan program Wasteco. Awalnya, hanya 12 rumah saja yang mau pakai gas methane TPA Manggar. Kini sudah 380 kepala keluarga, atau sekutar 1.500 jiwa di 4 RT, menggunakan gas methane TPA Manggar.

"Gas methane kalau tidak dimanfaatkan dengan baik mencemari wilayah sekitar TPA. Dulu orang nongkrong saja di rumah, kini banyak warga bikin UKM dengan adanya gas methane ini," ujar Yono, sapaan akrabnya, saat acara temu media di TPA Manggar, Selasa (7/11/2023).

"Penyambungan gas methane pakai pipa, sehingga "ready" 24 jam. Kalau saya, dulu sebulan bisa Rp 100.000 untuk beli 3-4 LPG 3 kg per bulan , kini satu tabung gas 3 kg saja tidak habis-habis. Sementara langganan gas methane iurannya hanya Rp 10.000 per bulan," kata Yono.

Baca juga: Desa Energi Berdikari di Jambi Kelola Sampah Jadi Suvenir hingga Pakan Lele

Dengan adanya Wasteco, selain mendorong terciptanya UKM baru, juga tercipta inisiatif Bank Sampah dan lembaga pengelola pipa gas methane ini, sehingga menyerap tenaga kerna lokal.

"Di TPA Manggar juga banyak kunjungan wisata, terutama wisata edukasi," ujarnya. Data PHM, hingga saat ini tercatat 9.600 kunjungan pelajar SD dan SMP di TPA Manggar, yang membuat TPA ini aman dikunjungi anak-anak.

Yono bahkan mendemonstrasikan betapa amannya pipa yang dialiri dengan gas methane saat demonstrasi memasak gorengan. Pipa dibuka, kemudian dia ditutup pakai tangannya tidak meledak.

"Lain cerita kalau LPG," ujarnya sembari tersenyum.

Suyono, Pengawas TPA Manggar, saat mendemonstrasikan amannya gas methane yang disalurkan ke kompor melalui pipa pvc biasa di TPA Manggar, Selasa (7/11/2023). Di TPA Manggar, sampah diolah jadi energi, yakni dengan memanfaatkan gas methane hasil olahan sampah jadi bahan bakar untuk memasak warga. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Suyono, Pengawas TPA Manggar, saat mendemonstrasikan amannya gas methane yang disalurkan ke kompor melalui pipa pvc biasa di TPA Manggar, Selasa (7/11/2023). Di TPA Manggar, sampah diolah jadi energi, yakni dengan memanfaatkan gas methane hasil olahan sampah jadi bahan bakar untuk memasak warga.

Ia menambahkan, di TPA Manggar yang diambil gas methane-nya dari sampah serta air lindi (air limbah sampah). "TPA Manggar ada 7 zona landfill, 1 zona potensi gas methane-nya 4 bar. 1 bar bisa melayani 150 rumah," lanjutnya.

Untuk besaran gas methane per rumah sama, diatur berdasarkan kebutuhan rumah tangga tersebut. Ada yang bahkan disalurkan untuk dua kompor sekaligus.

"Kendala pipa ya kadang kalau hujan, bisa tersumbat. Tapi jauh dekat rumah dengan TPA Manggar besaran gasnya sama," ujar Yono yang mengaku akan pensiun 4 tahun lagi ini.

Ia sendiri mengaku sangat senang dengan pencapaian TPA Manggar dan berharap lebih banyak warga yang bergabung jadi pengguna gas methane, sehingga menambah pemasukan Bank Sampah, yang pada akhirnya hasilnya juga dikembalikan ke warga.

"Sampahku, energiku!" ujar Yono bersemangat, disambut riuh pengelola TPA, pihak PHM, SKK Migas dan para media.

Baca juga: Bersama Mencari Solusi Masalah Sampah Plastik di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com