Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampahku, Energiku...

Kompas.com - 08/11/2023, 11:29 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Bank sampah, pengelolaan pipa dan UMKM

Salah satu warga, yang berjualan nasi kuning khas Balikpapan bercerita kepada Kompas.com, bahwa ia menjadi pelanggan gas methane TPA Manggar semenjak Covid-19 melanda pada 2020. Saat itu, katanya, harga satu tabung gas LPG 3 kg mencapai Rp 50.000 per tabung. Akhirnya ia pun beralih ke gas methane yang "murah meriah".

"Untuk sambung gas, kami hanya perlu beli pipa pvc biasa, lalu sambung ke berapa kompor yang dimaui. Kalau pipa rusak, kami ganti sendiri. Adanya gas methane ini, saya selaku pelaju usaha makanan terbantu sekali terutama di biaya produksi buat beli LPG, kalau dulu beli LPG 3 hari sekali kini bisa seminggu sekali," katanya.

Dengan penggunaan gas methane TPA Manggar, ia bisa hemat terutama biaya untuk warung makannya.

Norma Septiawati, ketua UMKM Berkah Gas Methane mengamininya, mereka sebagai pelaku usaha sangat terbantu dengan adanya gas methane. Hingga saat ini, ada 28 UMKM yang terbentuk dari adanya sambungan gas methane ke warga.

"Jika dulu pakai LPG 3 kg bs 3-4 tabung gas per bulan, kini biaya produksi sangat hemat," katanya. Ia juga mengaku terbantu oleh PHM lantaran saat ini produk UMKM TPA Manggar masuk ke mitra sekolah dan toko, dibantu dapat sertifikat halal, PIRT hingga kemasan.

Ibu Heri, pengelola Bank Sampah Gas Methane mengatakan, bank sampah dibentuk seiring pengguna gas methane TPA Manggar yang makin bertambah. Saat ini ada 12 orang pengurus, dengan 80 kepala keluarga sebagai nasabah.

"Kami ada skema sampah dibayar sampah. Jadi di bank sampah ada program, nabung sampah, hasilnya buat saldo buat bayar iuran Rp 10.000 per bulan. Bank sampah juga hasilkan sejumlah kerajinan dari olahan plastik seperti tas," katanya.

Ibu Nurwita dari kelompok pengelola gas methane mengatakan, saat ini anggitanya ada 6 orang dan teknisi pipa khusus untuk penyambungan. Kelompok ini juga punya media sosial untuk warga bisa melaporkan jika ada kerusakan pipa.

"Tantangan kami bagaimana berhadapan langsung dengan masyarakat, gas mati 15 menit saja sudah ribut. Bagaimana ke depan, semoga gas makin lancar, layanan semakin baik dan makin banyak warga menikmati dan membayar iuran," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com