Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Hilirisasi Seolah-olah Hanya Nikel, Pemahamannya Belum Tuntas

Kompas.com - 09/11/2023, 06:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal Calon Presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mengkritik program hilirisasi yang terkesan hanya berfokus pada komoditas tambang, seperti nikel. Menurutnya, potensi hilirisasi di Indonesia sangat besar dari berbagai sektor.

"Kalau bicara hilirisasi sekarang seolah-olah nikel. Saya kira pemahamannya belum tuntas," ujarnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Ia menuturkan, potensi hilirisasi bisa didapat dari sektor perkebunan, kelautan, farmasi, bahkan kosmetik. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan potensi komoditas dalam negeri untuk program hilirisasi.

"Kenapa tidak hilirisasi sektor kelautan? Sektor keunggulan kita pertanian dan perkebunan, sawit misal, mengapa tidak dihilirisasi? Kita sudah punya kebun, pabrik kelapa sawit, dijual selesai. Kok tidak ada bicara komestik dan farmasi dari situ? Yang dua ini tingginya minta ampun, kenapa tidak ada?" papar Ganjar.

Baca juga: Menimbang Visi Misi Koperasi Anies, Ganjar, dan Prabowo

Ia menuturkan, konsep pembangunan ekonomi Indonesia harusnya tak lagi berfokus land based oriented, melainkan ocean based oriented. Lantaran, Indonesia memiliki potensi sektor kelautan yang sangat besar, seperti ikan tangkap dan rumput laut.

"Kenapa sekarang kita land based oriented? Karena yang menarik dan gampang di situ. maaf dengan segala hormat, kalau ada batu bara tinggal diambil aja kok, izin sudah tahu sendiri, kalau ada keributan kita tahu praktiknya. Ini saya katakan ilegal economy yang mesti dibereskan," paparnya.

Ganjar bilang perlu disiapkan regulasi dari hulu hingga ke hilir untuk menerapkan ocean based oriented, sehingga pemanfaatan produk kelautan disa dilakukan dengan optimal.

Baca juga: Janji Ganjar Gaspol Kebijakan Ekonomi agar Terhindar dari Middle Income Trap

Ia bilang, salah satu kesulitan yang dihadapi para nelayan yakni tidak tersedianya tempat penyimpanan atau cold storage untuk tangkapan ikan. Selain itu, nelayan terkadang dihadapkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menurutnya, paket BBM jenis solar yang pernah tersedia untuk nilayan kini malah dihilangkan. Padahal, ketersedian solar bersubsidi sangat diperlukan untuk menunjang produktivitas para nelayan.

"Maka perhatian harus dibagi, mikro harus ada perhatian dan afirmasi. Fasilitasi, diberikan agar ini bisa tumbuh. Kalau tumbuh, gedenya minta ampun (sektor kelautan)," kata Ganjar.

Baca juga: Janji Manis Bacapres dan Bacawapres yang Berpotensi Bikin APBN Bengkak

 


Potensi hilirisasi lainnya, lanjut dia, terdapat pula pada sektor digital. Ia menilai, perlu diberikan fasilitas maupun infrastruktur penunjangan untuk industri kreatif tersebut.

Menurut Ganjar, dalam industri kreatif yang mencakup pula pengarang lagu, desainer, chef, ahli modifikasi kendaraan, hingga game developer seluruhnya melibatkan dunia digital. Maka diperlukan dukungan pemerintah untuk mewadahi potensi industri ini.

"Potensi hilirisasi digital infrastruktur ada, pengguna ekonomi kreatif butuh creative-creative hub yang lebih banyak. Berikan pendamping di sana, maka dia akan muncul. Pengarang lagu, desainer, chef, ahli modifikasi mobil-motor yang ternyata dengan dunia digital mereka kerjakan semua, termasuk game developer. Maka ini potensi sangat konkret," pungkas Ganjar.

Baca juga: Ganjar Ingin Gaji Guru Bisa Naik Hingga Rp 30 Juta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com