Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tantangan Transisi Energi di RI, Lokasi Potensi EBT Jauh dari Pusat "Demand" Listrik

Kompas.com - 15/11/2023, 11:49 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dihadapkan sejumlah tantangan dalam melakukan transisi ke energi baru terbarukan (EBT), salah satunya lokasi sumber energi terbarukan yang umumnya jauh dari lokasi pusat permintaan listrik.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan, diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan mismatch antara lokasi permintaan dan pasokan listrik tersebut.

"Kita memerlukan penguatan infrastruktur transmisi tenaga listrik untuk mengevakuasi energi listrik dari potensinya menuju ke pusat beban," ujarnya dalam acara Enlit Asia 2023 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (14/11/2023).

Maka dari itu, lanjut Jisman, pemerintah berencana mengembangkan supergrid guna meningkatkankonektivitas dan mengoptimalkan potensi energi terbarukan di lima pulau utama yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Bali.

"Interkoneksi ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 112 kilometer sirkuit (kms) dan memerlukan saluran udara maupun saluran kabel bawah laut ber tegangan tinggi," ungkapnya.

Baca juga: Jokowi Ungkap Segudang Tantangan Transisi Energi, dari Akses hingga Pendanaan

Adapun saat ini Pulau Jawa memiliki transmisi HVAC 500 kV, sementara Sumatera sedang mengembangkan transmisi HVAC 500 kV dari Sumatera Selatan ke Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya telah merancang Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang akan mengatasi tantangan tersebut.

Melalui ARED, PLN akan mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat permintaan listrik.

Menurutnya, ARED juga mampu meningkatkan kapasitas dan keandalan sistem PLN untuk mengalirkan listrik dari sumber EBT yang karakternya intermitensi atau fluktuatif seiring perubahan cuaca.

"Kami sedang dalam proses merancang dan mengembangkan smart grid. Pembangkitan yang fleksibel, digitalisasi smart transmission, smart distribution, smart meter sehingga kami dapat menambahkan yang sebelumnya hanya 5 gigawatt (GW) EBT menjadi 32 GW bisa masuk dalam sistem PLN,” paparnya.

Baca juga: Gas Bakal Jadi Jembatan Transisi Energi

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) terbaru, pemerintah dan PLN telah bersepakat untuk meningkatkan bauran EBT sebesar 75 persen dan 25 persen sisanya akan berasal dari gas pada 2040.

Dengan begitu, Darmawan optimistis, melalui dukungan pemerintah dan komunitas global, transisi energi Indonesia bisa terus didorong.

"Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com