Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Bakal Jadi "Jembatan" Transisi Energi

Kompas.com - 21/09/2023, 11:38 WIB
Yoga Sukmana

Editor

BADUNG, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Meniral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan gas akan menjadi "jembatan" transisi energi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Kamis (21/9/2023), di Nusa Dua, Badung, Bali.

"Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik," ujarnya.

Baca juga: SKK Migas Punya E-commerce Industri Hulu Migas

"Gas akan digunakan untuk menjembatani 100 persen penerapan pembangkit energi terbarukan," sambung dia.

Untuk memenuhi kebutuhan migas, Indonesia memfokuskan pada upaya eksplorasi cekungan migas. Seban saat ini Indonesia masih menyimpan banyak cadangan migas yang belum dimanfaatkan.

Berdasarkan data, dari 128 cekungan hidrokarbon, 68 di antaranya belum dieksplorasi.

Selama transisi menuju Net Zero Emission pada 2060, industri hulu migas diminta menurunkan emisi termasuk penerapan teknologi energi bersih seperti CCS/CCUS. Hal itu sudah diatur dalam perturan menteri.

Baca juga: Pemerintah Ajak Sektor Hulu Migas Ciptakan Indonesia yang Lebih Bersih

"Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan sektor migas yang rendah emisi sekaligus mendorong peningkatan produksi migas," kata Arifin.

Sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Lingkungsn Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak pelaku industri hulu migas berkolaborasi menurunkan emisi karbon.

Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Energi Haruni Krisnawati saat mewakili Menteri KLHK Siti Nurbaya di International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG),

"Mari membuat Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan," ujarnya.

Baca juga: Genjot Investasi Hulu Migas, Pemerintah Siap Berikan Dukungan Fiskal

Adapun pemerintah menargetkan produksi minyak sebesar 1 juta barrel per hari (BOPD) dan gas menjadi 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target migas 2030 bisa dicapai dengan syarat melakukan aktivitas yang agresif dan investasi yang masif.

"Kita perlu mengebor lebih dari 1.000 sumur per tahun setelah 2025. Kita juga perlu menarik investasi lebih dari 20 miliar dollar AS per tahun,” ujar Dwi.

Baca juga: Bukan Bubar, SKK Migas Diprediksi Jadi Badan Usaha Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com