Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerataan Avtur Krusial, Terutama untuk Bandara-bandara Wilayah 3T

Kompas.com - 15/11/2023, 20:41 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna pesawat diprediksi semakin tinggi, seiring menggeliatnya perekonomian. Untuk itu, ketersediaan bahan bakar pesawat harus terjamin, agar ongkos transportasi bisa terjangkau bagi masyarakat.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengatakan pemerintah didorong untuk tetap terlibat dalam penyediaan bahan bakar pesawat.

Menurut dia, keterlibatan pemerintah adalah hal yang sangat wajar dan justru wajib. Apalagi jika melihat kondisi geografis Indonesia berupa negara kepulauan sehingga banyak lokasi bandara yang terletak di pulau-pulau dan tidak mudah dalam mengaksesnya.

"Negara perlu memberikan perhatian kepada badan usaha terutama terkait penyediaan avtur di bandara-bandara perintis. Terlebih lagi pada bandara di lokasi 3T (tertinggal, terdepan, terluar) umumnya pangsa pasar masih belum memenuhi aspek keekonomian bisnis," kata Komaidi melalui keterangannya, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Penyebab Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Menhub: Harga Avtur Naik

Ia menambahkan, jika ada pihak lain seperti BUMN atau swasta yang ikut terlibat, maka alangkah baiknya jika pemerintah menjadi mitra dan sekaligus fasilitator untuk pemerataan bahan bakar pesawat.

"Sejauh ini distribusi penyediaan avtur sudah berjalan baik. Indikator yang dapat dilihat adalah relatif tidak terdapat permasalahan terkait keberlanjutan pasokan avtur yang dikeluhkan oleh maskapai yang beroperasi di Indonesia," tukas Komaidi.

Baca juga: Pesawatnya Pakai Bioavtur Pertamina, Bos Garuda: Tak Ada Perbedaan Signifikan dengan Avtur Biasa

Penggunaan bahan bakar avtur ramah lingkungan

Keandalan pasokan avtur diamini oleh Denon Prawiraatmadja, Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association / INACA).

Ia mengatakan, dalam menyiapkan persediaan avtur kedepan, tidak bisa direncanakan tanpa Konsep perencanaan pertumbuhan industri penerbangan 10 tahun ke depan atau lebih.

"Jika membicarakan perencanaan maka harus dipikirkan juga jenis bahan bakarnya. Ke depan lingkungan akan menjadi fokus. Sektor transportasi udara juga menghadapi tuntutan untuk menurunkan emisi sehingga jenis bahan bakar juga akan menjadi kunci dalam memastikan keandalan pasokan bahan bakar pesawat," kata Denon.

Baca juga: Antisipasi Musim Haji, Pertamina Pastikan Stok Avtur Bandara Hang Nadim Aman

Ia menambahkan, Pertamina belum lama ini baru meluncurkan produk bahan bakar pesawat terbaru yang ramah lingkungan yaitu Bioavtur Sustainability Aviation Fuel (SAF) J2.4. Bahan bakar ini diproduksi di Refinery Unit IV Cilacap.

Menurut Denon, salah satu opsi penggunaan bahan baku untuk SAF adalah UCO ( used coocking oil ) atau tebu.

"Ini akan meringankan beban biaya maskapai," ujar dia.

Denon menuturkan apabila isu ketersediaan avtur dan avtur ramah lingkungan tersebut bisa dikelola dan diatasi, maka pendistribusian bahan bakar pesawat akan lebih optimal.

"Setelah dua hal penyehatan pasokan avtur di atas, otomatis pendistibusiannya akan mudah di tata untuk dua dekade ke depan," jelas Denon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com