Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Beroperasi Komersial 2032

Kompas.com - 16/11/2023, 06:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia akan mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secara komersial pada tahun 2032. Hal ini sebagai bagian dari program transisi ke energi baru terbarukan (EBT).

"Pengembangan tenaga nuklir direncanakan menjadi komersial pada 2032 untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik," ujar Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Rabu (15/11/2023). 

Rencana pengoperasian PLTN secara komersial itu pun termuat dalam draf Rancangan Peraturan Pemerintah Kebjakan Energi Nasional (RPP KEN).

Baca juga: [POPULER MONEY] Judi Online Incar Rekening Nasabah Bank | Indonesia Bakal Pakai Energi Nuklir

Nantinya, pengoperasian PLTN akan terus didorong pengembangannya sehingga kapasitasnya pun meningkat secara bertahap.

"Kapastiasnya (PLTN) akan ditingkatkan hingga 9 GW (gigawatt) pada 2060," imbuh Jisman.

Sebelumnya, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaludin mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengolah data sekaligus mengerucutkan untuk melakukan pembangunan di sekitar tahun 2030.

Perencanaan pengembangan PLTN dibahas BRIN bersama Kementerian ESDM dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Baca juga: Pertamina Jajaki Studi Pengembangan Nuklir dengan Denmark

Ia menuturkan, pembangunan PLTN di Indonesia bisa menggunakan dua tipe kapasitas, yakni kapasitas kecil atau besar. Kapasitas kecil ditujukan untuk wilayah administratif yang jumlah penduduknya sedikit, sedangkan kapasitas besar bisa dibangun di wilayah perkotaan.

Adapun tenaga listrik yang dihasilkan untuk kapasitas besar mencapai 1.000 megawatt (MW), sedangkan untuk kapasitas kecil menghasilkan daya 100 MW hingga 200 MW.

"Untuk daerah yang terpencil, skala kapasitas yang digunakan akan kecil, kalau yang kota besar membutuhkan PLTN dalam skala besar," ucap Rohadi di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com