Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Divestasi Saham Vale Kemahalan, Stafsus Erick: Harusnya Lebih Murah

Kompas.com - 27/11/2023, 19:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian BUMN terus melakukan negosiasi dengan para pemegang saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terkait nilai divestasi 14 persen saham yang akan diambil alih PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Adapun Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) yang bakal melepas sebagian saham mereka di Vale Indonesia kepada MIND ID.

Terkait proses divestasi tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, harga yang ditawarkan kepada MIND ID memang kemahalan. Ia bilang, seharusnya harga saham divestasi tersebut bisa lebih murah.

Baca juga: Erick Thohir: Valuasi Divestasi Saham Vale Indonesia Ketinggian

"(Kemahalan) artinya enggak masuk dalam hitungan kita. Dengan nilai yang kita lihat, harusnya enggak segitu, harusnya lebih murah," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/11/2023).

Lantaran harga yang belum cocok tersebut, saat ini masih dilakukan "tawar-menawar" dengan Vale Canada dan Sumitomo agar bisa lebih murah. Arya pun enggan menyebut kapan negosiasi itu ditargetkan rampung.

"Ya masih negosiasi lagi, tunggu saja," imbuh dia.

Baca juga: Ancaman Erick Thohir bila Vale Jual Mahal Saham Divestasinya ke RI

Di sisi lain, Arya memastikan kesiapan MIND ID untuk kembali mencaplok 14 persen saham Vale Indonesia. Menurutnya, Holding BUMN Pertambangan itu memiliki kondisi finansial yang memadai untuk mengambil alih saham Vale Indonesia.

"Cash-nya ada, tenang saja. Kalau enggak ada cash-nya, enggak mungkin lah di ini (ikut dalam proses divestasi)," kata dia.

Adapun Vale Canada, Sumitomo, dan MIND ID telah menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) divestasi saham Vale Indonesia sebesar 14 persen ke MIND ID pada 17 November 2023 lalu San Frasisco, Amerika Serikat.

Baca juga: Bertemu Bos Vale, Jokowi Sambut Baik Divestasi Saham 14 Persen ke MIND ID

Pengaturan lebih rinci mengenai mekanisme transaksi, termasuk valuasi saham yang dilepas, akan dibahas lebih lanjut dan akan difinalisasi dalam bentuk perjanjian definitif.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengungkapkan, bahwa nilai atau valuasi saham yang akan didivestasikan masih terlalu tinggi.

"Master agreement untuk 14 persennya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Nah tentu kendalanya ya sama, kita merasa valuasi ketinggian," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Vale Sepakat Lepas 14 Persen Saham ke MIND ID

Menurutnya, jika tidak diberi harga murah, maka pemerintah akan memberlakukan relinquish atau penyusutan lahan tambang karena perusahaan tersebut tidak memenuhi komitmennya.

"Jadi ada kawasan besar dia punya sebagian dilepas. Memang juga seperti itu semua BUMN memang ada relinquish pengusaha besar swasta ada juga. Bisa saja untuk menekan valuasi dilepas," ucapnya.

Namun apabila Vale Indonesia tidak mau melepas lahan tambangnya, maka mereka harus menyocokkan valuasi harga saham yang didivestasikan ke MIND ID.

"Kalau mereka enggak mau, ya harus ketemu valuasinya," tegas Erick.

Baca juga: Vale Canada-Sumitomo Setuju Lepas 14 Persen Saham INCO, MIND ID Bakal Jadi Pengendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com