Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Buka Pertemuan Tingkat Menteri Ke-59 ICC, Mendag Zulhas Dorong Industri Kelapa Berkelanjutan

Kompas.com - 06/12/2023, 13:10 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong Komunitas Kelapa Internasional atau International Coconut Community (ICC) untuk terus mengembangkan industri kelapa yang berkelanjutan dan bernilai tambah sebagai salah satu kunci meningkatkan kesejahteraan petani.

Pernyataan tersebut disampaikan Zulhas saat membuka Sesi Tahunan ke-59 atau Pertemuan Tingkat Menteri Komunitas Kelapa Internasional yang digelar di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Selasa (5/12/2023).

Upacara pembukaan tersebut dihadiri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto, Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Eksekutif (DE) ICC Jelfina C Alouw.

Dalam sambutannya, Zulhas berharap, pertemuan yang dilaksanakan pada Selasa (5/12/2023) sampai Kamis (7/12/2023) tersebut tidak hanya menjadi forum pertukaran data dan informasi tahunan, tetapi juga dapat memberikan masukan strategis bagi inovasi dan pengembangan sektor perkelapaan.

Baca juga: Hiu Tutul Mati Terdampar di Pantai Wagir Indah Cilacap, Sempat Dikira Pohon Kelapa

"Pertemuan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang inovatif dan aplikatif untuk meningkatkan permintaan produk kelapa dan turunannya di tingkat global," katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman kemendag.go.id, Rabu (6/12/2023).

Dalam kesempatan itu, Zulhas juga menyoroti yang dihadapi oleh komoditas kelapa di pasar global.

Beberapa aspek tantangan itu, mencakup fluktuasi harga kelapa, penurunan produktivitas tanaman kelapa, gangguan dalam rantai pasok, serta kampanye negatif terhadap produk minyak kelapa.

"Oleh karena itu, kami meminta ICC untuk menyusun strategi peningkatan harga kelapa dalam mencapai sektor perkelapaan berkelanjutan, termasuk perbaikan menyeluruh, baik di tingkat hulu maupun hilir untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” imbuh Zulhas.

Baca juga: Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

Lebih lanjut, ia berpesan kepada anggota ICC dan seluruh pemangku kepentingan industri kelapa untuk meningkatkan kolaborasi.

Menurut Zulhas, kolaborasi merupakan kunci kemajuan di sektor kelapa.

"ICC dan seluruh negara anggota perlu memperkuat sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, transfer teknologi, dan implementasi program sektor kelapa berkelanjutan," ucapnya.

Produksi kelapa di Lampung capai 78.571 ton

Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal mengatakan, kelapa merupakan salah satu komoditas andalan di wilayahnya.

Baca juga: Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

“Saat ini total produksi kelapa di Provinsi Lampung mencapai 78.571 ton pada 2022 dengan luas lahan 89.673 hektar (ha). Berbagai produk kelapa didistribusikan ke pasar dalam negeri dan diekspor ke berbagai negara, terutama Amerika, Tiongkok, Belanda, Jepang, dan Australia,” tuturnya.

Adapun produk kelapa yang diekspor dari Provinsi Lampung, antara lain santan, karbon aktif, briket, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kelapa, kelapa utuh, dan nipah.

Arinal berharap, pemangku kepentingan di sektor perkelapaan dapat bersinergi pada pertemuan tersebut agar usaha tani kelapa semakin sukses.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com