Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Pertumbuhan Ekonomi Tidak Pernah Capai 7 Persen karena Banyak Korupsi

Kompas.com - 22/12/2023, 19:51 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah tumbuh sebesar 7 persen karena korupsi dan inefisiensi di sektor pendukung pertumbuhan ekonomi.

Padahal Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) dan manusia (SDM) yang hebat. Namun terakhir kali pertumbuhan ekonomi RI bisa sebesar 7 persen saat era orde baru tahun 1989-1991.

"Saya sampaikan ke beberapa ahli mereka bilang hanya karena kebodohan kita tidak bisa naikkan pertumbuhan ekonomi 7 persen karena kita ini kaya raya dengan SDA dan SDM yang hebat," ujarnya dalam acara Debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Persiapan Cak Imin, Gibran, dan Mahfud MD Jelang Debat Isu Ekonomi

"Masalahnya apa? Banyak korupsi dan inefisienasi di sektor pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor, investasi, dan banyak korupsi," sambungnya.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil CPI transparansi internasional, korupsi terjadi di lembaga legislatif eksekutif, dan yudikatif di Indonesia secara besar-besaran.

Bahkan, kata dia, korupsi juga terjadi di tanah, laut, dan udara.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Dorong Transaksi Digital di RI Pakai Rupiah dan Disimpan di Bank Nasion

"Korupsi juga terjadi di alam kita ini. Kita menginjak bumi ada korupsi di tanah dan pertambangan. Kita ke laut ada korupsi di masalah kelautan, di udara pesawat kita di udara juga banyak korupsi. Akibatnya apa? rakyat miskin," ucapnya.

Berdasarkan data Kompas.com, pertumbuhan ekonomi RI sejak 2014 memang di kisaran 4,5-5 persen. Bahkan saat pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi minus 2,07 persen pada 2020, 3,7 persen di 2021, dan kembali pulih di 2022 sebesar 5,31 persen.

Baca juga: Jadi Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andi Gani Pastikan Mundur dari Posisi Komisaris PT PP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com