Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Reli Sinterklas", Wall Street "Bullish" Jelang Tutup Tahun 2023

Kompas.com - 28/12/2023, 07:51 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (27/12/2023). Adanya Reli Sinterklas di penghujung tahun mendorong harga saham-saham di bursa AS terus bullish menuju level rekor.

S&P 500 naik tipis 0,14 persen menjadi berakhir pada level 4,781.58, Nasdaq Komposit bertambah 0,16 persen dan ditutup pada 15.099,18. Sementra itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 0,3 persen atau 111,9 poin dan ditutup pada posisi 37.656,52.

Dow mencatat penutupan tertinggi baru, sementara S&P 500 berakhir kurang dari 0,5 persen dari rekor penutupannya di 4.796,56 yang dicapai pada Januari 2022. Bersamaan dengan Dow dan Nasdaq, S&P juga menikmati kenaikan beruntun selama delapan minggu yang terpanjang sejak tahun 2017.

“Pasar ingin menyelesaikan kenaikan ini sebelum tahun ini berakhir,” kata kepala strategi investasi di CFRA Sam Stovall dikutip dari CNBC

“Itu adalah upaya utama, tetapi pada saat yang sama, ketika pasar mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, pasar mungkin rentan terhadap jeda pasca titik tertinggi,” tambah dia.

Baca juga: Apa Itu Prinsip Pareto: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Stovall menjelaskan, saat ini merupakan tahun yang kuat bagi pasar saham. Dow dan S&P 500 siap untuk mengakhiri tahun 2023 dengan kenaikan masing-masing sebesar 13 persen dan 24 persen.

Nasdaq Komposit juga telah melonjak 44 persen, dan unggul di tengah rebound saham teknologi megacap dan booming AI.

Indeks acuan teknologi ini juga berada di jalur kenaikan terbesar dalam satu tahun sejak tahun 2003, ketika melonjak 50 persen.

Saham-saham saat ini berada di tengah-tengah “Reli Sinterklas,” dimana dalam suatu periode atau lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama di tahun baru ada kecenderungan saham-saham untuk mempertahankan kenaikannya.

Rata-rata saham di S&P 500 juga meningkat sekitar 1,3 persen selama jangka waktu ini.

Stovall menilai, meskipun ada sentimen positif di pasar saham, para investor di Wall Street khawatir bahwa pasar mungkin terlalu optimis, yang dapat menyebabkan kekecewaan jika Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga lebih lambat dari yang diharapkan.

Baca juga: Mengenal Istilah Portofolio dalam Investasi

 

FedWatch CME Group mengungkapkan, penetapan harga dana berjangka Fed mencerminkan kemungkinan penurunan suku bunga yang signifikan pada awal Maret mendatang.

“Ekspektasinya sangat tinggi saat ini,” kata manajer portofolio dan kepala strategi pasar di Kayne Anderson Rudnick Julie Biel.

“Tapi, itu kadang membuat investor ‘gugup’ karena bisa saja tak sesuai harapan. The Fed nampaknya masih sangat ingin untuk tidak melakukan kesalahan seperti tahun 1970an,” jelas Biel.

Sementara Stovall mencatat bahwa 90 persen saham di S&P 500 diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 50 hari. Ini menunjukkan “adanya sedikit kegaduhan” di pasar.

Dia menilai, sentimen bullish baru-baru ini yang menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, perlu diantisipasi oleh investor, karena ada potensi penurunan tiba-tiba yang bisa saja terjadi.

“Kondisi saat ini dapat menempatkan investor pada risiko “tersesat” oleh kejadian-kejadian yang tidak diantisipasi,” tegas Stovall.

Baca juga: Investasi Obligasi: Definisi, Jenis, dan Untung Ruginya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com