Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Bulog Pastikan Bantuan Pangan Beras Tidak Dipolitisasi

Kompas.com - 11/01/2024, 20:20 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan penyaluran bantuan pangan beras tidak dipolitisasikan.

Hal itu untuk merespons penyaluran program Bantuan Pangan Beras yang digelontorkan di 2024 bertepatan di momentum kampanye Pemilu. Penyaluran itu pun disebut-sebut rawan dipolitisasikan.

Bayu bilang pihaknya yang ditugaskan sebagai penyalur tetap akan menyalurkan bantuan tersebut sesuai dengan data yang diberikan oleh Kemenko PMK.

Baca juga: Terusan Suez Lumpuh, Bos Bulog Pastikan Impor Kedelai dan Beras Tak Terganggu

Ilustrasi beras Bulog. SHUTTERSTOCK/KAISARMUDA Ilustrasi beras Bulog.
“Bulog itu pelaksana, datanya dikasih, kita melaksanakan dan menyediakan stok dan menyalurkannya. Bagi kami urusannya adalah keluarga KPM itu menerima 100 kilogram beras dan bisa kita pertanggungjawabkan prosesnya. itu saja, yang lain kita enggak ikut mikir," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Bayu juga memastikan pada saat penyaluran, pihaknya tidak menggunakan atribut capres-cawapres di kemasan bantuan pangan itu.

"Kami sangat komitmen ketat melakukan program ini supaya betul-betul ini adalah program negara. Ini punya rakyat, bagi kami politisasinya itu ya urusan politisi lah. Kami melaksanakan tugasnya,” kata dia. 

Sementara untuk pengawasan, pihaknya meminta Bawaslu dan Satgas Pangan bisa bekerjasama.

Baca juga: Ini Syarat agar Harga Beras Bisa Turun Menurut Bapanas

“Saya kira beliau semua sudah tahu apa yang dilakukan, kami akan melaksanakan saja," pungkasnya.

Adapun sebelumnya, pegiat Pemilu dan Ketua Bawaslu periode 2017-2022 Abhan menanggapi soal dugaan politisasi bantuan sosial atau Bansos dalam ajang Pemilu 2024. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com