Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pupuk Subsidi, Guru Besar IPB Sebut 2 Hal Ini yang Dibutuhkan Petani Indonesia

Kompas.com - 22/01/2024, 09:07 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar IPB University Dwi Andreas Santosa menilai, petani Indonesia sebenarnya tidak membutuhkan pupuk subsidi.

Menurut dia, ada 2 hal yang paling dibutuhkan oleh petani, yakni ketersediaan pupuk dan adanya jaminan harga.

“Saya 27 tahun sejak 2012 jadi Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia tahu persis apa yang dibutuhkan petani kita. Petani sebenarnya enggak perlu pupuk subsidi yang paling penting ada 2 hal yakni pupuk tersedia dan ada jaminan harga, dari pemerintah,” ujarnya dalam Obrolan Newsroom Spesial Debat Keempat Pilpres 2024 Kompas.com, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Mahfud MD Sebut Petani Dipersulit Beli Pupuk Subsidi

Menurut dia, apabila hasil produksi petani bisa diserap dengan baik oleh pemerintah dan diberikan jaminan harga yang sesuai dengan kebutuhan petani, bisa memacu para petani untuk meningkatkan produksinya.

“Produksi yang dihasilkan akan dibeli dengan harga yang memadai yang bisa menyejahterakan petani namun sayangnya tidak pernah dilakukan oleh pemerintah,” kata Dwi.

Selain itu, Dwi juga mengkritisi ihwal program pupuk subsidi besutan pemerintah.

Dia menyebutkan, sebenarnya penggelontoran pupuk subsidi tak berkaitan atau tidak memiliki korelasi dengan peningkatan produksi pangan khususnya padi.

Dia membeberkan, berdasarkan data yang dimilikinya pada tahun 2013 pemerintah menggelontorkan subsidi pupuk sebesar Rp 17,6 triliun. Namun pada saat itu produksi gabah kering panen mencapai 58 juta ton.

Kemudian di tahun 2019 pupuk subsidi ditambah menjadi Rp 34 triliun. Namun sayangnya, produksi padi bukannya melonjak melainkan turun sebesar 4 juta ton jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 2013.

“Jadi sebenarnya tidak korelasi antara subsidi pupuk dengan peningkatan produksi,” ungkapnya.

Baca juga: Mentan: Jangan Politisasi Penambahan Subsidi Pupuk

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan Januari tahun ini akan ada tambahan pupuk untuk produksi padi dan jagung.

Tambahan ini mencapai 7,2 juta ton pupuk subsidi dan akan digelontorkan bersamaan dengan benih padi dan jagung secara gratis sebanyak 2 juta hektar.

Menurut Mentan, penambahan pupuk dan pendistribusian benih gratis ini merupakan bagian dari rangkaian tambahan anggaran yang dikucurkan pemerintah sebesar Rp 14 triliun. Diketahui, Presiden Jokowi baru saja menambah anggaran pupuk subsidi pada tahun 2024.

“Subsidi pupuk untuk padi naik. Kenaikannya bahkan dua kali lipat. Saya berharap informasi ini sampai ke masyarakat di mana jumlah pupuk kita yang tersedia sebanyak 7,2 juta ton. Kemudian untuk benih padi dan jagung kami tambah 2 juta hektar dan diharapkan dalam 3 tahun kita bisa swasembada," ujar Amran saat ditemui media di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Petani Mengeluh Syarat Dapat Pupuk Subsidi Harus Punya Lahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com