Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mau Impor 3 Juta Ton Beras, Pengamat: Keputusan yang Serampangan

Kompas.com - 23/01/2024, 20:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia berencana mengimpor beras sebanyak 3 juta ton pada 2024. Research Associate CORE Indonesia sekaligus Guru besar IPB Dwi Andreas Santosa menilai, keputusan impor beras tersebut tidak bijaksana.

Berdasarkan data yang dimiliki, Indonesia melakukan impor sebanyak 3,3 juta ton beras pada 2023.

Sementara itu, pada 2024 pemerintah berencana untuk melakukan impor sebanyak 3 juta ton dari India dan Thailand.

"Itu kami sampaikan sebagai keputusan impor yang serampangan, tanpa dasar, tanpa data, tanpa perhitungan," kata dia dalam CORE Economic Outlook Sectoral 2024, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Stabilisasi Pasokan, Pemerintah Impor Beras 2,5 Juta Ton

Kalau impor tersebut direalisasikan, petani akan merasa sangat dirugikan. Pasalnya, produksi pada pada 2024 diproyeksikan akan naik 3-5 persen.

Selain itu, produksi komoditas jagung juga akan tumbuh pada 2024 ini.

Dwi menjelaskan, pada 2023 pemerintah tekah mengimpor beras sebanyak 2,7 juta ton, diikuti impor sektor swasta sekitar 300.000 ton

"Itu impor terbesar selama 25 tahun terakhir," imbuh dia.

Baca juga: Mahfud MD Sentil Pemerintah Doyan Impor, Guru Besar IPB: Betul Itu

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, impor beras ke Indonesia merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Adapun, keputusan impor ini didasarkan pada alasan adanya proyeksi penurunan produksi beras nasional yang dipengaruhi oleh el nino.

Padahal, berdasarkan data yang dimiliki Dwi, produksi beras pada 2023 hanya turun 0,65 juta ton beras.

Lebih lanjut, impor beras yang telah dipatok senilai 3 juta ton pada 2024 dikhawatirkan akan menurunkan nilai jual beras di tingkat petani.

"Jadi kalau stok besar pasti akan menjatuhkan harga yang lebih besar dari kenaikan stok tersebut. Jadi ini yang paling penting dan yang paling dirugikan siapa? ya sedulur tani," tandas dia.

Baca juga: Soal Impor Pangan, Gibran Minta Calon Pemimpin Tak Beri Narasi Menakutkan


Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, kebijakan impor beras sebanyak 3 juta ton pada 2024 dilakukan untuk mengatasi defisit beras sebagai dampak dari El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut.

"Beras itu tahun kemarin kita impor sekitar 3,5 juta (ton). 3 juta sudah masuk, 500 ribu diharapkan masuk di bulan Januari ini," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan, saat ini Perum Bulog ikut menangani 2 juta ton impor beras, dari 3 juta ton yang direncanakan.

Dia menyampaikan, impor beras itu dilakukan karena dampak situasi El Nino menyebabkan defisit beras nasional sampai 2,3 juta ton.

Di sisi lain, Indonesia telah mendapatkan komitmen impor beras 2 juta ton dari Thailand pada 2024 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada bulan Desember 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com