Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Solusi Digital Berpotensi Penuhi Permintaan terhadap Teknologi Asistif di Indonesia

Kompas.com - 07/02/2024, 12:57 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com – Program Kerjasama Ekonomi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) Katalis menerbitkan laporan berjudul “Inclusion is the Future: Opportunities for Enhanced Bilateral Trade and Investment between Indonesia and Australia in Medical Devices and Assistive Technology”. Laporan tersebut dirilis Rabu (7/2/2024).

Lewat laporan tersebut didapati bahwa meningkatnya kebutuhan kesehatan di Indonesia mendorong permintaan terhadap solusi digital untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan bagi penyandang disabilitas.

Karenanya, hadirnya teknologi, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) emosional dan percakapan, robot bantu dan pendamping sosial, serta alat perekrutan dan pembelajaran yang dirancang khusus untuk Indonesia dapat meningkatkan kualitas kehidupan para penyandang disabilitas.

“Kuatnya permintaan dan relatif sedikitnya hambatan masuk pasar terhadap layanan kesehatan digital dan teknologi asistif digital menciptakan peluang di Indonesia, tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk benar-benar meningkatkan kualitas kehidupan para penyandang disabilitas. Indonesia dan Australia dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan yang ada, terutama yang relevan pada bidang perdagangan, solusi digita,l dan teknologi asistif,” kata Direktur Katalis Paul Bartlett dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu.

Saat ini, jumlah penyedia teknologi asistif di Indonesia meningkat dengan ragam produk dan layanan. Namun demikian, kebutuhan dan keterjangkauan masih jadi hambatan, terutama bagi perempuan dan penduduk di kawasan terpencil.

Adapun salah satu faktor penentu harga dan ketersediaan teknologi asistif adalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang mewajibkan setidaknya 40 persen kandungan lokal dalam semua alat kesehatan dan teknologi asistif.

Peraturan tersebut dapat memengaruhi perdagangan teknologi asistif, terutama dengan Australia—negara dengan industri yang diakui keunggulannya secara internasional dalam hal inovasi, kualitas, dan daya saing.

Sebagai informasi, riset Katalis mengidentifikasi teknologi asistif digital berpeluang besar meningkatkan perdagangan bilateral dalam jangka pendek dan memenuhi kebutuhan Indonesia terhadap teknologi asistif karena menghadapi hambatan perdagangan yang relatif lebih sedikit.

Studi tersebut juga menemukan tingginya permintaan tidak dibarengi ketersediaan solusi teknologi asistif digital khusus bagi konsumen Indonesia yang rata-rata lebih paham digital.

Laporan Katalis juga menunjukkan adanya potensi besar bagi kemitraan komersial bagi solusi digital seperti text-to-speech, kaca pembesar layar, pembaca layar, alat komunikasi video, dan perangkat komunikasi augmentatif dan alternatif yang dirancang untuk Indonesia.

Untuk diketahui, studi baru Katalis merupakan langkah pertama untuk membantu produsen, konsumen, dan industri di Indonesia dan Australia untuk memahami potensi tak terbatas teknologi asistif sekaligus meletakkan dasar bagi pertumbuhan perdagangan bilateral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com