Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nigeria Alami Krisis Ekonomi: Inflasi Meningkat Tajam, Mata Uang Anjlok

Kompas.com - 21/02/2024, 17:44 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Nigeria tengah mengalami krisis ekonomi berupa inflasi meningkat tajam dan mata uang yang kian anjlok.

Dikutip dari CNBC, Rabu (21/2/2024), mata uang Nigeria, Naria, turun sekitar 70 persen sejak Mei 2023 dan inflasi ikut meningkat mendekati angka 30 persen.

"Nilai tukar yang melemah akan meningkatkan inflasi impor, yang akan memperburuk tekanan harga di Nigeria,” kata Pieter Scribante, ekonom politik senior di Oxford Economics.

CNBC menyebutkan, Nigeria merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Afrika dan memiliki populasi lebih dari 210 juta jiwa.

Namun, negara ini sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan populasinya yang berkembang pesat.

Baca juga: Mengapa Jepang Masuk Jurang Resesi?

Sementara itu, inflasi di Nigeria mencapai 29,9 persen. Angka ini merupakan tingkat tertinggi sejak tahun 1996.

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga pangan yang terus melonjak sebesar 35,4 persen pada bulan lalu dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Oxford Economics, inflasi diperkirakan akan mencapai puncaknya hampir 33 persen pada kuartal kedua tahun 2024.

"Penyusutan pendapatan dan memburuknya tekanan biaya hidup akan tetap menjadi kekhawatiran sepanjang tahun 2024, yang selanjutnya menghambat belanja konsumen dan pertumbuhan sektor swasta," ujar Scribante.

Baca juga: Mewaspadai Terjadinya Krisis Ekonomi 2-3 Tahun Lagi


Presiden Nigera Bola Tinubu mengatakan, pemerintah berencana untuk mengumpulkan setidaknya 10 miliar dolar AS atau setara Rp 156 trilun untuk meningkatkan likuiditas valuta asing dan menstabilkan mata uang Naira.

Terakhir, Tinubu mengatakan, pemerintah menghemat lebih dari 1 triliun Naira dari penghapusan subsidi, yang akan dialihkan ke investasi infrastruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com