LONDON, KOMPAS.com - Laba bank terbesar di Eropa, yakni Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) melonjak hampir 80 persen pada tahun 2023.
HSBC melaporkan laba sebesar 30,3 miliar dollar AS atau 24 miliar poundsterling. Lonjakan laba ini terutama didorong oleh tingkat bunga yang tinggi dan kebijakan bank sentral global.
Faktor utama di balik lonjakan laba HSBC adalah margin bunga bersih yang meningkat.
Baca juga: HSBC Proyeksikan Suku Bunga Acuan BI Bakal Turun Jadi 5 Persen
"Mereka (HSBC) telah mengalami peningkatan yang cukup besar dalam apa yang kita sebut sebagai margin keuntungan bersih, yaitu perbedaan antara jumlah yang mereka kenakan kepada peminjam dan jumlah yang mereka bayarkan kepada deposito," kata analis perbankan Frances Coppola, dikutip dari BBC, Kamis (22/2/2024).
"Itu benar-benar menjadi pendorong utama dari peningkatan baik dalam pendapatan maupun laba," tambahnya.
Namun, kebijakan suku bunga tinggi diprediksi akan segera berakhir, meninggalkan bank dengan tantangan baru dalam mengoptimalkan pendapatan.
"Tapi kita harus mencatat bahwa lingkungan suku bunga tinggi akan berakhir," imbuh Coppola.
Baca juga: Dukung Bisnis Berkelanjutan, HSBC Indonesia Genjot Pembiayaan Hijau
Meskipun HSBC memperoleh sebagian besar laba dari pasar Asia, terutama China dan Hong Kong, perlambatan ekonomi dan krisis properti telah memengaruhi kinerja keuangannya.
Beban dari saham di Bank of Communications China juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja keuangan HSBC.
Penurunan ekspektasi laba HSBC menggarisbawahi ketidakpastian dalam pasar keuangan global, di mana proyeksi sering kali berubah karena kondisi pasar yang kompleks.