Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Indonesia Bisa Rugi Rp 544 Triliun gara-gara Perubahan Iklim | Luhut Sebut Subsidi BBM Bisa Dipangkas Rp 50 Triliun, asal...

Kompas.com - 23/02/2024, 05:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

1. Sri Mulyani Ingatkan RI Berpotensi Rugi Rp 544 Triliun akibat Perubahan Iklim

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, Indonesia berpotensi merugi hingga Rp 544 triliun akibat fenomena perubahan iklim.

Hal itu sebagaimana ditunjukan oleh studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atau Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) untuk periode 2020-2024.

"Di Indonesia, @bappenasri mengestimasi kerugian dari dampak climate change mencapai Rp 544 triliun pada periode tahun 2020-2024," ujar Sri Mulyani dalam unggahan akun resmi Instagram-nya, dikutip Kamis (22/2/2024).

Dalam studinya, Bappenas menyebutkan, potensi kerugian tersebut berasal dari kerugian pada pesisir dan laut senilai Rp 408 triliun, kemudian air senilai Rp 28 triliun, pertanian Rp 78 triliun, serta sektor kesehatan Rp 31 triliun.

Oleh karenanya, Sri Mulyani bilang, Kementerian Keuangan bersama dengan seluruh kementerian dan lembaga (K/L) dan para pemangku kepentingan lain terus berupaya untuk mengatasi permasalahan iklim.

Selengkapnya klik di sini.

2. Langkah Indonesia Gabung Klub Negara Maju Kian Mantap

Pemerintah menyatakan, rencana Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) telah mendapat persetujuan dari organisasi internasional tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia pun sudah memulai proses bergabung "klub negara maju" itu, ditandai pembukaan diskusi aksesi dengan OECD.

Perkembangan rencana aksesi itu pun telah disampaikan Airlangga kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/2/2024) kemarin.

"Saya ingin sampaikan, tadi saya lapor ke Bapak Presiden bahwa tadi malam keanggotaan Indonesia di OECD sudah diterima," kata dia.

Lebih lanjut Airlangga bilang, dukungan tertulis terhadap proses aksesi Indonesia sudah diperoleh dari Australia, Jepang, Jerman, dan Slovakia.

Selengkapnya klik di sini.

3. Luhut: Penggunaan Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM Rp 50 Triliun

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah sedang mengejar kualitas bahan bakar minyak (BBM) dengan Standar Emisi Euro 4 dan Euro 5.

Luhut mengatakan, standar emisi Euro 4 dan Euro 5 memiliki sulfur rendah atau bisa disebut BBM ramah lingkungan.

"Kita juga sedang pikirkan sekarang bagaimana kita lari kepada bahan bakar ini pada Euro 4 dan Euro 5, kenapa? Itu sulfurnya supaya rendah, ini sekarang sudah dikerjakan Pertamina," kata Luhut melalui video di akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Kamis (22/2/2024).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com