Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Kereta Cepat Trans Borneo Bakal Lalui 3 Negara, Berapa Biaya Pembangunannya?

Kompas.com - 04/04/2024, 08:19 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan asal Brunei, Brunergy Utama mengusulkan pembangunan Kereta Api (KA) Trans Borneo. Lintasannya akan melewati Brunei, Malaysia, Indonesia, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Mengutip Nikkei Asia, proyek kereta cepat pertama di Kalimantan ini diperkirakan akan menelan biaya investasi sekitar 70 miliar dollar AS atau setara Rp 1.113 triliun (kurs Rp 15.900 per 1 dollar AS).

Diketahui, Brunergy Utama mengumumkan proposal proyek KA Trans Borneo ini pada akhir pekan lalu. Jalur KA Trans Borneo akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat hingga timur Kalimantan, melintasi tiga negara Asia Tenggara yang berada di Pulau kalimantan.

Baca juga: Soal KA Trans Borneo, Bos KAI: Kalau Baik bagi Indonesia, Kami Terbuka...

Menurut pengumuman tersebut, tahap pertama akan menghubungkan ibukota provinsi Kalimantan Barat yakni Pontianak dengan Kuching dan Kota Kinabalu di Malaysia, serta distrik Tutong di Brunei.

Tahap kedua akan membentang ke selatan dan menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan, dan kemudian IKN.

Rencananya, akan ada empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama jaringan kereta api berkecepatan tinggi dengan total 24 stasiun. Kereta api cepat ini akan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam.

Baca juga: Bocoran Proyek KA Trans Borneo yang Akan Menghubungkan 3 Negara

Belum Ada Kepastian Partisipasi Malaysia dan Indonesia

Presiden Joko Widodo mengomentari usulan perusahaan Brunei Darussalam soal pembangunan proyek KA Trans Borneo. Menurut Presiden, perusahaan asal Brunei tersebut belum mengkomunikasikan soal rencana itu.

"Belum (ada komunikasi). Tapi saya tahu itu sudah dalam perencanaan lama," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (4/3/2024).

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengatakan, proyek tersebut baru berupa usulan. Bahkan, perusahaan Brunei tersebut belum membuka pembicaraan dengan pemerintah Indonesia sampai saat ini.

"Belum ada omongan ke kita. Tahu-tahu dia ngeluarin saja ke Kalimantan. Trasenya belum tahu, belum ada omongan sedikit pun," ujarnya disela rapat kerja persiapan mudik lebaran 2024 bersama Komisi V DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Libur Lebaran, Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Rp 250.000-Rp 300.000

 


Kendati demikian, Risal menyebut proyek KA Trans Borneo memungkinkan untuk direalisasikan asalkan ada investor yang bersedia membiayai pembangunannya.

Pasalnya, belum ada kajian mengenai proyek ini, baik dari sisi perkiraan permintaan (forecast demand), trase, hingga studi kelayakan (feasibility study/FS).

"Kalau mungkin sih mungkin aja ya, tinggal siapa yang membiayai. Ini belum ada apa-apa. Itu masih cek ombak saja, enggak perlu kita bahas. Yang ada baru kereta di IKN, kereta bandara ke IKN, KA angkutan barang di Kalimantan," ucapnya.

Baca juga: Brunei Usulkan Proyek Kereta Cepat Hubungkan 3 Negara, Kemenhub: Belum Ada Omongan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com