NEW DELHI, KOMPAS.com - India sedang dilingkupi isu tingginya angka pengangguran di tengah persiapan pemilihan umum (pemilu).
Laporan ketenagakerjaan India melaporkan, angka anak muda menganggur sangat tinggi di India. Kelompok berusia 15 sampai 29 tahun merupakan 83 persen dari seluruh pengangguran yang ada di India.
Ekonom dan mantan profesor Universitas Jawaharlal Nehru New Delhi Arun Kumar mengatakan, banyaknya pengangguran di India ini dipengaruhi oleh sektor usaha kecil swasta di India belum sepenuhnya pulih dari demonetisasi.
Baca juga: Angka Pengangguran AS Naik ke Tingkat Tertinggi dalam 2 Tahun, Kenapa?
"Sektor tak terorganisisr tersebut terdiri dari jutaan usaha kecil milik swasta, atau mencakup sekitar 93 persen dari total angkatan kerja di negara tersebut," kata dia dikutip dari CNBC, Selasa (23/4/2024).
Situasi India yang memiliki banyak pengangguran ini disebut juga sebagai bom waktu yang terus berdetak.
Di tengah isu pemilu, data Pusat Studi Masyarakat Berkembang dan Lokniti menunjukkan, angka pengangguran merupakan kekhawatiran nomor satu di kalangan pemilik di India.
Sebanyak 32 persen responden menyatakan meningkatnya pengangguran menjadi alasan utama mengapa mereka tidak memilih calon petahana.
Baca juga: Daftar 10 Provinsi dengan Pengangguran Tertinggi, Banten Urutan 1, Jakarta Masuk 5 Besar
Di sisi lain, pergeseran menuju sektor yang terorganisir dari sektor yang tidak terorganisir disebut menurunkan jumlah lapangan kerja.
Pergeseran dari industri padat karya seperti barang-barang kulit dan tekstil ke sektor padat modal seperti e-commerce juga telah menyebabkan penurunan kapasitas penciptaan lapangan kerja di India.
Lebih lanjut, Kumar bilang, dorongan manufaktur India, terutama telepon seluler, sejauh ini belum mampu mengatasi situasi ketenagakerjaan kerena terbatasnya nilai tambah dan mekanisasi.