Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Kompas.com - 23/04/2024, 18:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - India sedang dilingkupi isu tingginya angka pengangguran di tengah persiapan pemilihan umum (pemilu).

Laporan ketenagakerjaan India melaporkan, angka anak muda menganggur sangat tinggi di India. Kelompok berusia 15 sampai 29 tahun merupakan 83 persen dari seluruh pengangguran yang ada di India.

Ekonom dan mantan profesor Universitas Jawaharlal Nehru New Delhi Arun Kumar mengatakan, banyaknya pengangguran di India ini dipengaruhi oleh sektor usaha kecil swasta di India belum sepenuhnya pulih dari demonetisasi.

Baca juga: Angka Pengangguran AS Naik ke Tingkat Tertinggi dalam 2 Tahun, Kenapa?

Ilustrasi pengangguran, kehilangan pekerjaan, angka pengangguran. SHUTTERSTOCK/LUNA VANDOORNE Ilustrasi pengangguran, kehilangan pekerjaan, angka pengangguran.

"Sektor tak terorganisisr tersebut terdiri dari jutaan usaha kecil milik swasta, atau mencakup sekitar 93 persen dari total angkatan kerja di negara tersebut," kata dia dikutip dari CNBC, Selasa (23/4/2024).

Situasi India yang memiliki banyak pengangguran ini disebut juga sebagai bom waktu yang terus berdetak.

Di tengah isu pemilu, data Pusat Studi Masyarakat Berkembang dan Lokniti menunjukkan, angka pengangguran merupakan kekhawatiran nomor satu di kalangan pemilik di India.

Sebanyak 32 persen responden menyatakan meningkatnya pengangguran menjadi alasan utama mengapa mereka tidak memilih calon petahana.

Baca juga: Daftar 10 Provinsi dengan Pengangguran Tertinggi, Banten Urutan 1, Jakarta Masuk 5 Besar

Di sisi lain, pergeseran menuju sektor yang terorganisir dari sektor yang tidak terorganisir disebut menurunkan jumlah lapangan kerja.

Pergeseran dari industri padat karya seperti barang-barang kulit dan tekstil ke sektor padat modal seperti e-commerce juga telah menyebabkan penurunan kapasitas penciptaan lapangan kerja di India.

Lebih lanjut, Kumar bilang, dorongan manufaktur India, terutama telepon seluler, sejauh ini belum mampu mengatasi situasi ketenagakerjaan kerena terbatasnya nilai tambah dan mekanisasi.

Ilustrasi pengangguranSHUTTERSTOCK/MMD CREATIVE Ilustrasi pengangguran
"Kami merakit smartphone di sini, bukan memproduksi suku cadang yang akan menghasilkan penciptaan lapangan kerja yang lebih tinggi," imbuh dia. 

Baca juga: Anies: Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Mampu Selesaikan Masalah Pengangguran

Sementara itu, mantan gubernur Reserve Bank of India Raghuram Rajan juga khawatir dengan kondisi penurunan lapangan kerja di sektor padat karya seperti barang-barang kulit.

"Jumlah pengangguran tinggi. Pengangguran terselubung bahkan lebih tinggi. Partisipasi angkatan kerja rendah, partisipasi angkatan kerja perempuan sangat rendah,” ujar dia.

Menurut dia, perlambatan dalam perekrutan pekerja di sektor teknologi informasi yang besar di India juga menjadi penyebab kurangnya pekerjaan kerah putih yang bergaji tinggi. 

Sebagai informasi, data pemerintah India menunjukkan pengangguran kaum muda tercatat sebesar 17,5 persen pada 2019. Jumlah tersebut turun menjadi 12,1 persen pada 2022, dan menjadi 10 persen pada 2023.

Baca juga: Agustus 2023, Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,86 Juta Orang

Secara keseluruhan, pengangguran turun menjadi 3,1 persen pada 2023 dari 3,6 persen pada 2022 dan 4,2 persen pada 2021.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com