Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Kompas.com - 29/04/2024, 12:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan, digitalisasi merupakan keniscayaan untuk mendukung kemajuan ekonomi nasional menjadi salah satu negara berpenghasilan menengah ke atas.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, digitalisasi meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja, dan mendorong inovasi kreativitas masyarakat.

"Khususnya tentu saja kalangan muda, milenial, penerus generasi bangsa kita yang akan menjadi pemimpin nasional ke depan," kata dia dalam Kick Off dan Seminar Bank Indonesia Hackathon 2024, Senin (29/4/2024).

Ia menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling cepat mengadopsi teknologi dan digitalisasi terutama digitalisasi ekonomi keuangan nasional.

Baca juga: Digitalisasi Bantu BPD Bersaing dengan Bank Besar

Bank Indonesia sendiri telah turut serta dalam pengembangan digitalisasi tersebut antara lain dengan peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan BI-Fast.

Lebih lanjut, Perry menuturkan, Bank Indonesia sedang memperbarui dan menyempurnakan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030. Rencananya BSPI 2025-2030 akan diluncurkan pada tengah tahun ini.

Menurut dia, terdapat beberapa inisiatif utama dalam BSPI 2025-2030.

"Terus memperbarui modernisasi dan memperkuat infrastruktur sistem pembayaran ritel, tidak hanya BI-FAST tetapi juga Fast paymetn oleh swasta," tutur dia.

Baca juga: Bank DKI Andalkan Digitalisasi untuk Perluas Aksesibilitas

Selain itu, BI juga akan memperkuat infrastruktur pembiayaan wholesale, RTGS, dan infrastuktur pusat data pembayaran.

Setelah itu, BI akan menguatakan industri sistem pembayaran. Baik perusahaan sistem pembayaran yang besar atau yang kecil diharapkan dapat berkolaborasi mendukung sistem pembayaran tergatung pada kemampuan, teknologi, kapasitas SDM, dan manajemen risikonya.

Perry bilang, digitalisasi ekonomi keuangan melalui sistem pembayaran perlu melakukan inovasi. Hal ini dilakukan dengan bekerja sams dengan industri.

"Digitalisasi sistem pembayaran perlu bisa memperluas layanan dengan tetap memperhatikan perlindungan konsumen, APU-PPT," imbuh dia.

Baca juga: Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi


Lebih lanjut, Perry bilang, terkait dengan Inovasi Digitalisasi Sistem Pembayaran, BI mengadakan Bank Indonesia Hackathon 2024 yang merupakan kompetisi untuk mencari solusi inovatif dalam mendukung kekuatan ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional.

Proses pendaftaran Bank Indonesia Hackathon 2024 akan dimulai pada 29 April sampai dengan 6 Juni 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Whats New
Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Whats New
Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Whats New
Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Work Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Spend Smart
IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

Whats New
Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Whats New
IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup 'Hijau'

Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup "Hijau"

Whats New
Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com