Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Kompas.com - 04/05/2024, 07:11 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami depresiasi secara tahun kalender (year to date/ytd). Meskipun demikian, depresiasi rupiah masih lebih rendah dibanding mata uang asing lain.

Bendahara negara menjelaskan, mata uang berbagai negara memang tengah tertekan oleh dollar AS. Hal ini terefleksikan dari indeks dollar AS yang terus menguat, bahkan sempat mencapai level tertinggi 106,25 pada 16 April lalu.

Oleh karenanya, depresiasi nilai tukar dialami oleh berbagai mata uang, tidak terkecuali rupiah. Sri Mulyani bilang, hingga akhir triwulan pertama tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terdepresiasi 2,89 persen secara tahun kalender.

Baca juga: Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

"Ini lebih rendah depresiasinya dibanding mata uang dari beberapa negara seperti Thailand baht 6,41 persen, ringgit (Malaysia) 2,97 persen," kata dia, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/5/2024).

Depresiasi rupiah juga lebih baik dibanding dengan pelemahan mata uang negara maju. Misal saja won Korea Selatan yang terkoreksi 6,34 persen dan yen Jepang yang sudah anjlok 10,92 persen.

Menurut Sri Mulyani, lebih rendahnya depresiasi rupiah tidak terlepas dari ketahanan eksternal ekonomi nasional. Ini ditunjukan oleh cadangan devisa yang tetap tinggi di 140,4 miliar dollar AS.

Selain itu, respons kebijakan yang diambil Bank Indonesia (BI) juga dinilai tepat untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Sri Mulyani menyoroti optimalisasi instrumen moneter hingga pengautan strategi operasi moneter pro market yang telah diambil bank sentral untuk menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.


Pede rupiah bakal menguat

Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan bergerak cenderung menguat hingga pengujung tahun 2024. Salah satu penopangnya ialah mulai kembali masuknya aliran modal asing atau capital inflow ke pasar keuangan RI.

"Kami meyakini dari Bank Indonesia bahwa penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang menjadi sampai dengan akhir tahun," ujar Perry, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat.

Proyeksi positif itu dibuat bank sentral dengan melihat data transaksi kontrak valuta asing (valas) di dalam maupun luar negeri. Oleh karenanya, Perry optimis, dalam kurun waktu 1 bulan ke depan, kurs rupiah bakal menguat ke level Rp 16.000 per dollar AS.

"Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat ke Rp 16.000 dan kemudian Rp 15.800," katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan data JISDOR, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memang bergerak cenderung menguat selama beberapa hari terakhir. Pada Jumat (3/5/2024) hari ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.094 per dollar AS, menguat dari posisi Kamis (2/5/2024) kemarin sebesar Rp 16.202 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com