Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Kompas.com - 08/05/2024, 10:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (7/5/2024) waktu New York, atau Rabu (8/5/2024) waktu Indonesia. Hal ini karena pelaku pasar fokus pada prospek penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen ke level 2.315,68 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,3 persen ke level 2.324,2 dollar AS per ons.

Harga itu melemah setelah pada perdagangan hari sebelumnya yang menguat lebih dari 1 persen.

"Apa yang kita lihat hari ini pada emas dan perak adalah koreksi harga rutin setelah kenaikan pada hari Senin, dan hal ini tidak terduga," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco.

Baca juga: Memahami Pajak Investasi Emas

Menurut Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari dalam sebuah esai, laju inflasi AS berpotensi melambat sehingga kebijakan moneter kemungkinan tidak akan lagi seketat yang diperkirakan.

Data terbaru memang menunjukkan ekonomi AS mengalami pelemahan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan lapangan kerja di AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada April 2024, dan kenaikan upah tahunan turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.

The Fed telah mempertahankan tren suku bunga tinggi selama setahun terakhir sebagai upaya menekan laju ekonomi AS guna mendorong inflasi yang tinggi kembali ke level sekitar 2 persen.

Baca juga: 5 Keuntungan Investasi Emas, Pemula Perlu Pahami

Namun seiring dengan mulai melemahnya ekonomi AS, ekspetasi pelaku pasar pun menguat terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed.

Menurut data CME’s FedWatch Tool, saat ini pasar memperkirakan peluang sebesar 69 persen untuk The Fed mulai menurunkan suku bunganya pada September 2024. Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Ketika suku bunga tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau bahkan menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Dorong Investasi Emas, BSI Tawarkan Gold Ownership Program

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com