Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos PLN Beberkan Tantangan Bangun Pembangkit Energi Terbarukan hingga 2040

Kompas.com - 05/06/2024, 19:00 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengumumkan rencana ambisius perusahaan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan secara signifikan hingga tahun 2040. Namun, rencana ini tentunya penuh dengan tantangan. 

Rencana tersebut disampaikan Darmawan dalam acara Road To Investment Days PLN yang berlangsung di Jakarta, Rabu (5/6/2024). Dalam acara itu, ia menyampaikan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Pada RUPTL terbaru akan dilakukan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 80 giga watt (GW) hingga 2040. Penambahan kapasitas tersebut mencakup porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen, sedangkan 25 persen lainnya pembangkit berbasis gas.

"Ini adalah langkah strategis dalam upaya kami untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung agenda energi hijau nasional," ujar Darmawan.

Baca juga: Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Lantas, apa saja tantangan bagi PLN membangun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan? 

Menurut Darmawan, salah satu tantangan utama adalah penyesuaian lokasi pembangunan pembangkit dengan lokasi permintaan energi.

Pembangunan infrastruktur energi terbarukan sering kali terkendala oleh keterbatasan lokasi yang sesuai, sehingga membutuhkan pembangunan jaringan transmisi yang kuat.

"Tanpa adanya transmisi, kita tidak mungkin bisa hanya memetakan potensi dari hidro dan geothermal, tetapi dengan adanya transmisi maka kita bisa menambah 30 GW additional hydrogen," jelas Darmawan.

Tantangan selanjutnya adalah pendanaan investasi. 

Dalam konteks ini, pembangunan jaringan transmisi menjadi sangat krusial. PLN memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan transmisi mencapai sekitar Rp 300 triliun.

Investasi besar ini diharapkan dapat mengatasi kendala distribusi energi dan memastikan bahwa energi terbarukan dapat mencapai daerah-daerah dengan permintaan tinggi.

Baca juga: Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

Tantangan lain, adalah membangun pembangkit energi terbarukan secara cepat.

Dalam hal ini, Darmawan menyoroti langkah agresif Vietnam dalam membangun fasilitas energi terbarukan dalam waktu singkat.

Oleh sebab itu, dengan visi dan komitmen yang jelas, Darmawan berharap dapat memainkan peran kunci dalam transformasi energi di Indonesia.

Menurut dia, investasi dalam energi terbarukan dan infrastruktur pendukungnya akan menjadi fondasi bagi masa depan energi bersih dan berkelanjutan di tanah air.

Sehingga, dengan langkah-langkah strategis yang sedang diambil, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terdepan dalam penerapan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Simak 10 Tips Investasi di Pasar Modal bagi Pemula

Earn Smart
Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Whats New
Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Cara Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Aktif atau Tidak

Whats New
Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Pengamat: Starlink Harusnya Jadi Penyedia Akses bagi Operator Telekomunikasi...

Whats New
Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Studi Ungkap 20 Persen Karyawan di Dunia Mengalami Kesepian, Ini Cara Mengatasinya

Work Smart
PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

PGN Sebut Penjualan Gas Bumi di Jawa Barat Mencapai 45 BBTUD

Whats New
Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Kemenhub dan US Coast Guard Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan SDM KPLP

Whats New
Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Pemimpin Produsen Hidrogen Regional, Ini Alasannya

Whats New
Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Kuota BBM Subsidi 2025 Diusulkan Naik Jadi 19,99 Juta KL

Whats New
Bos Superbank Akui Selektif  Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat 'Fintech Lending'

Bos Superbank Akui Selektif Jalin Kerja Sama Pembiayaan Lewat "Fintech Lending"

Whats New
Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Sambangi Korsel, Pertamina Gas Jajaki Peluang Bisnis Jangka Panjang LNG Hub

Whats New
Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Kata Sandiaga soal Banyaknya Keluhan Tiket Pesawat yang Mahal

Whats New
Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Elpiji 3 Kg Direncanakan Tak Lagi Bebas Dibeli di 2027

Whats New
Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Blibli Catat Penjualan 1.000 Motor Yamaha NMAX Turbo dalam 40 Menit

Whats New
Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com