Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Jadi Kendala Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Indonesia

Kompas.com - 13/06/2024, 21:29 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan menjadi energi baru terbarukan, salah satunya energi panas bumi. Sayangnya, pemanfaatan energi panas bumi belum optimal.

ReforMiner Institute, lembaga riset bidang ekonomi energi dan pertambangan, menilai industri panas bumi dapat berpotensi memainkan peran penting dalam proses transisi dan ketahanan energi nasional.

Lantaran, potensinya mencapai 23.765,5 megawatt (MW) atau sekitar 40 persen dari total potensi panas bumi global.

Baca juga: Ini Penyebab Pemanfaatan Panas Bumi Belum Jadi Prioritas dalam Kebijakan Transisi Energi di RI

Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu jadi pemasok energi bersih selama gelaran KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dok. PLN Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu jadi pemasok energi bersih selama gelaran KTT ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun, pengembangnya berjalan lambat. Sepanjang 2017 hingga 2023, kapasitas terpasang panas bumi hanya meningkat sekitar 789,21 MW.

Sejak mulai diusahakan pada 1980-an sampai akhir 2023, total kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi baru mencapai 2.597,51 MW, atau sekitar 10,3 persen dari total potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, energi panas bumi yang belum dimanfaatkan dengan optimal tercermin dari pelaksanaannya yang tidak jadi prioritas utama pemerintah.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 menetapkan target penambahan pembangkit energi baru terbarukan sebesar 20,9 gigawatt (GW).

Baca juga: PLN Indonesia Power Kebut Proyek Energi Panas Bumi

Sekitar 66 persen dari target itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang masing-masing sebesar 9,2 GW dan 4,6 GW.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com