JAKARTA, KOMPAS.com - Pertengahan bulan Februari lalu, saya berlibur sendirian ala backpacker selama sepekan di Taiwan. Setiap liburan ke luar negeri, pastilah saya sempatkan untuk belanja.
Namun, saya hampir tak pernah lupa membawa kantong belanja sendiri. Sebab, agak sayang rasanya bila belanja dan diberi kantong plastik oleh kasir, namun akhirnya kantong plastik tersebut harus berakhir tanpa guna di tempat sampah.
Selain itu, di beberapa negara termasuk Taiwan, diberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Sama seperti di Indonesia yang baru dimulai, kebijakan kantong plastik berbayar di Taiwan bertujuan untuk mengurangi limbah plastik.
Namun demikian, suatu hari kantong belanja saya tertinggal di hostel di Taipei. Saya baru sadar kantong belanja tertinggal saat belanja di sebuah toko buku dan alat tulis di pusat kota Taipei.
"You want plastic bag? (Anda mau pakai kantong plastik?)" tanya sang kasir.
Saya mengangguk. "How much should I pay for it? (Saya harus bayar berapa untuk kantong plastik?)"
"1 dollar (1 dollar Taiwan, setara sekira Rp 458)," jawab sang kasir.
Terpaksa saya harus merogoh tambahan 2 dollar Taiwan dari kocek saya demi kantong plastik. Maklum, belanjaan saya itu tak bisa ditempatkan di satu kantong plastik saja.
Di toko-toko ritel di Taiwan, kantong plastik dihargai 1 dollar Taiwan per lembarnya. Beberapa toko ritel, seperti di toko kosmetik dan obat-obatan Cosmed misalnya, menggunakan kantong belanja yang terbuat dari kertas.
Berdasarkan pengalaman saya, jika belanja hanya satu atau dua barang yang berukuran kecil, otomatis sang kasir tidak akan menawarkan kantong plastik atau kantong kertas. Kasir menawarkan kantong jika belanjaan Anda cukup banyak.
Namun demikian, kebijakan plastik berbayar itu hanya berlaku di toko-toko ritel dan restoran semisal restoran cepat saji. Ketika berbelanja di pasar atau membeli makanan di pinggir jalan maupun pasar malam, pedagang masih mengemas belanjaan Anda dengan kantong plastik.
Ambil contoh ketika saya membeli pakaian musim dingin di distrik belanja Wufenpu di Taipei. Sang pedagang secara otomatis mengemas pakaian yang saya beli dengan kantong plastik berukuran besar, yang kemudian saya tolak lantaran membawa kantong belanja sendiri.
Dikutip dari Taiwan News, Senin (4/3/2019), Taiwan mengumumkan pelarang penggunaan kantong plastik gratis di tujuh industri per 1 Januari 2018 lalu. Menurut Lembaga Perlindungan Lingkungan (EPA), industri tersebut di antaranya roti dan kue, binatu, toko minuman, toko buku dan alat tulis, toko perlengkapan telekomunikasi dan fotografi, farmasi, serta alat kesehatan.
Sebenarnya, kebijakan pembatasan penggunaan kantong plastik telah dimulai sejak tahun 2002. Namun, kebijakan ini hanya berlaku di pasar swalayan, department store, pusat perbelanjaan, convenience store, dan restoran cepat saji.
EPA menyebut, kebijakan kantong plastik berbayar akan mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak 20 juta lembar setiap tahunnya.
https://money.kompas.com/read/2019/03/04/143554726/belanja-di-taiwan-kantong-plastik-dihargai-hampir-rp-500