Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dengan CTG Berharga Belasan Juta Rupiah, Startup Ini Coba Tembus Pasar Dunia

Co-Founder dan CPO Sehati, Abraham Auzan, mengatakan, dirinya bersyukur bisa ikut ambil bagian dari festival ini dan masuk sebagai delegasi Archipelageek 2019. Selama di sana, mereka memperkenalkan produk unggulan Sehati TeleCT sebagai inovasi karya anak bangsa.

"Yang mempunyai kesempatan mengenal pasar Amerika dan dunia, sekaligus mendapatkan potensi pasar baru berskala internasional," kata Abraham di Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Menurut Abraham, ajang SXSW menjadi wadah atau platform yang baik bagi inovator muda Indonesia untuk unjuk gigi di pasar global. Bekraf selama ini dinilai berperan penting untuk menjaring para pelaku kreatif yang telah siap dengan perangkat promosinya menembus pasar AS dan dunia.

"Bekraf senantiasa memperkenalkan produk dan talenta kreatif Tanah Air hingga menjangkau pasar yang lebih luas di gelaran internasional, semaca SXSW 2019," ujarnya.

Dia menjelaskan, perusahaannya mempunyai produk unggulan yang kini sudah mulai dipasarkan yakni TeleCTG. TeleCTG merupakan alat yang sudah alami peningkatan dari CTG konvensional, sehingga lebih terjangkau dan portabel. Ini merupakan alat perangkat medis diagnostik yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

"Kami memamerkan revolusi CTG di dunia dan hal ini akan membuat perubahan signifikan untuk masa depan dunia kesehatan. Kami berharap dapat meyebar visi kami ke dunia sebagai tempat yang lebih sehat untuk hidup," tuturnya.

"Sepuluh tahun lalu, mesin CTG yang berukuran besar menjadi salah satu sebab mengapa akses penggunaannya lebih terbatas. Itulah yang ingin diatasi TeleCTG, alat medis berbasis telemedicine. Ini memungkinkan bidan memonitor kesejahteraan janin dan melakukan konsultasi dengan dokter. Karya anak bangsa ini mudah dibawa dan digunakan di terpencil sekalipun," paparnya.

Ia menambahkan, respons masyarakat AS dan masyarakat lain terhadap alat medis ini sangat positif. Sehingga, Sehati sangat percaya diri dari semua umpan balik yang diterima ketika festival. Mereka juga yakin kualitas pelayanan TeleCTG di Indonesia mampu menembus pasar global.

"Hadirnya Sehati TeleCTG di festival SXSW membawa misi besar, yakni dapat menjaring mitra strategis dalam pengembangan maupun pemasaran produk telecardioctography berbasis portebel. Kami sudah mendapat penawaran pertemuan lanjuta dengan salah satu NGO asal Amerika yang fokus kesehatan di Afrika. Juga ada perusahaan medical record yang nantinya kami bisa masuk ke dalam integrated sysetem mereka," sambungnya.

Selain itu, Abraham menyakini bahwa produk TeleCTG dapat dikenal lebih luas di pasar global dan dapat diterima  di dalam negari dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil di daerah terpencil. Tahun ini, Sehati fokus mendistribusikan alat ini ke desa terpencil di Pulau Jawa.

"Perusahaan bakal menggandeng dinas kesehatan setempat, bekerja sama dengan bidan-bidan di Puskesmas tiap desa. Perusahaan juga berencana untuk ekspor produk ke Vietnam dan Fhilipina pada akhir tahun. Dua negara ini dilirik karena memiliki karakteristik dan isu yang sama dengan Indonesia," lanjutnya.

Alat medis TeleCTG ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per unitnya. Jauh lebih murah jika dibandingkan dengan CTG konvensional, yakni ratusan juta.

Sedangkan fungsi TeleCTG buatan Sehati ini ialah sendiri dapat mencatat detak dan irama jantung bayi, memonitor gerakan janin, dan mencatat kontraksi ibu hamil. Sama seperti CTG konvensional.

https://money.kompas.com/read/2019/03/22/224300426/dengan-ctg-berharga-belasan-juta-rupiah-startup-ini-coba-tembus-pasar-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke