Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Permintaan Domestik Kuat, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi 5,2 Persen di 2019

JAKARTA, KOMPAS.com – Asian Development Bank (ADB) dalam Asian Development Outlook (ADO) 2019 memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 persen tahun ini, sementara pada tahun 2020 diprediksi akan kembali tumbuh mencapai 5,3 persen.

Angka tersebut meningkat tipis jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi RI yang sebesar 5,17 persen pada tahun 2018.

Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein menilai, manajemen makroekonomi yang solid serta konsumsi domestik yang tetap kuat adalah faktor yang menjaga momentum pertumbuhan Indonesia.

“Didukung oleh manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum pertumbuhan Indonesia diharapkan akan berlanjut secara sehat,” kata Wicklein berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/4/2019).

Menurutnya, untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif diperlukan fokus yang berkesinambungan pada peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan ketangguhan

Investasi domestik yang kuat dan konsumsi domestik yang baik mampu mengimbangi pertumbuhan ekspor lemah pada 2018, sehingga memungkinkan perekonomian tumbuh 5,2 persen. Investasi yang kuat didorong terutama oleh proyek infrastruktur publik di bidang transportasi dan energi.

Pertumbuhan sektor industri terakselerasi seiring meningkatnya keluaran (output) dari pertambangan, dan ekspor seperti pakaian jadi dan alas kaki juga menguat.

ADO mengungkapkan, pertumbuhan pada tahun ini dan tahun depan kemungkinan akan terjadi di berbagai sektor. Sejumlah proyek infrastruktur publik utama, baik yang sudah selesai maupun dalam tahap penuntasan, memberikan pondasi yang kuat bagi peningkatan investasi swasta.

"Perbaikan terhadap iklim investasi seperti perampingan administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor," jelas Wicklein.

Sementara itu, permintaan domestik diyakini akan akan tetap kuat dalam jangka pendek karena meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan diperluasnya program bantuan sosial pemerintah.

Inflasi kemungkinan akan tetap rendah dan stabil sebesar 3,2 persen tahun ini dan 3,3 pada 2020, sehingga membantu menjaga momentum pertumbuhan belanja swasta.

Kuatnya permintaan domestik mendorong impor barang tahun lalu, sedangkan pertumbuhan ekspor barang melambat. Wicklein mengungkapkan, peningkatan ekspor jasa bersih dari kenaikan pendapatan pariwisata dan remitansi mampu sebagian mengimbangi turunnya neraca perdagangan, sehingga menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 3,0 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun lalu.

Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan membaik ke 2,7 persen dari PDB tahun ini dan tahun depan, karena pertumbuhan barang impor maupun barang ekspor mengalami perlambatan, sedangkan pemasukan dari pendapatan pariwisata diperkirakan akan terus berlanjut.

"Risiko terhadap proyeksi ekonomi Indonesia umumnya disebabkan faktor eksternal yang termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional, serta kemungkinan terjadinya kekeringan akibat el nino," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/04/03/204041926/permintaan-domestik-kuat-pertumbuhan-ekonomi-ri-diprediksi-52-persen-di-2019

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke