Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Perilaku Ini Bikin Anda Susah Bangun Kekayaan

NEW YORK, KOMPAS.com - Apakah gaji Anda besar atau kecil, cara Anda mengelola keuangan dapat berdampak banyak pada masa depan Anda.

Apabila Anda gagal mempersiapkan diri untuk kondisi darurat, maka Anda akan mengalami kegagalan keuangan. Pun jika Anda mengelola investasi dengan tidak baik, maka masa depan Anda pun bakal rentan.

Dikutip dari Bankrate, Senin (13/5/2019), berikut ini adalah 6 perilaku yang bisa membuat Anda kesulitan membangun kekayaan.

1. Tidak memperhitungkan risiko dengan benar

"Hal nomor satu yang mencegah orang mengakumulasi kekayaan adalah memperhitungkan risiko mereka dengan tidak sesuai," kata Joseph Sweis, pendiri Pearl Wealth Advisors.

Sweis menjelaskan, ada banyak kesalahan penghitungan risiko, termasuk tidak memiliki asuransi, hingga tidak memperhatikan alokasi aset. Pun apabila Anda menempatkan investasi pada satu instrumen saja.

Menurut Sweis, perubahan perilaku ini menjadi hal yang penting untuk membangun kekayaan.

2. Tidak meminta bantuan

Ada orang yang tidak tahu bagaimana mengelola keuangan mereka atau tidak yakin dapat meminta bantuan kepada siapa. Dengan memperoleh bantuan dari kalangan profesional, maka Anda bisa memastikan pengelolaan keuangan Anda dilakukan dengan baik.

"Saya rasa ini lebih dari tidak tahu bahwa mereka membutuhkan bantuan," ujar Lorenzo Sanchez, direktur wealth management di Rowling & Associates.

Dia mengibaratkan perilaku pengelolaan uang ini dengan orang muda yang tidak pergi ke dokter secara teratur karena mereka tidak memiliki masalah kesehatan.

3. Tidak memiliki asuransi

Sweis menuturkan, banyak orang masih belum memiliki asuransi jiwa atau asuransi kesehatan.

"Mereka pikir (risiko kesehatan) adalah hal yang terjadi pada orang lain," sebut Sweis.

Menurut dia, adalah hal yang penting untuk merencanakan penanganan ketika terjadi kondisi darurat. Pastikan Anda dilindungi oleh asuransi, baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa untuk memproteksi Anda dari berbagai risiko.

4. Membuat keputusan investasi secara emosional

Kecemasan akan kerugian jangka pendek dapat memicu Anda membuat keputusan yang tidak rasional. Ini akan merugikan Anda dalam jangka panjang.

Sanchez mendefinisikan berinvestasi secara emosional sebagai mengambil keputusan seperti mencurahkan semua uang Anda ketika pasar sedang turun. Salah satu cara untuk menghindari keputusan yang salah semacam ini adalah meminta bantuan profesional untuk mengelola investasi Anda.

"Salah satu manfaat (menggunakan jasa) perencana keuangan adalah (mereka) tidak emosional terhadap uang Anda," ucap Sweis.

Jika Anda mengelola portofolio Anda sendiri, tetap berkomitmen pada rencana investasi akan membantu Anda menghindari keputusan emosional. Jika ada penurunan pasar, jangan lakukan perubahan terburu-buru. 

5. Investasi terlalu banyak pada satu instrumen saja

Terlalu berkomitmen pada satu instrumen investasi, terang Sweis, dapat juga menimbulkan bencana ketika terjadi gagal bayar. Ia memberi contoh adalah pegawai perusahaan teknologi bisa saja membeli saham perusahaannya saja sebagai bukti loyalitas.

Terlalu mengonsentrasikan investasi pada satu aset barangkali berguna dalam kondisi tertentu. Namun, kata Sweis, ada baiknya Anda mendiversifikasikan investasi Anda.

Sebab, apabila Anda penurunan dan aset Anda kehilangan nilainya, maka Anda tidak akan terlalu terdampak.

6. Tidak mengelola arus kas

Sweis menuturkan, konsentrasi berlebih pada satu aset juga dapat menyebabkan arus kas terbatas.

“Pastikan bahwa setelah pembelian (aset), Anda masih memiliki arus kas yang kuat dan positif,” kata Sweis. "Aliran uang adalah nadi dari apa pun yang ingin Anda lakukan dalam hidup."

https://money.kompas.com/read/2019/05/13/155130326/6-perilaku-ini-bikin-anda-susah-bangun-kekayaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke