Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Huawei Prediksi Penjualan Ponsel Turun 40-60 Persen Tahun Ini

Manajer pemasaran dan penjualan Huawei mengatakan, perusahaan juga memprediksi akan mengalami penurunan volume penjualan ponsel antara 40 juta hingga 60 juta ponsel tahun 2019. Hal ini karena dampak perang tarif antara AS-China yang menjadikannya masuk daftar hitam.

Dikutip CNBC, Senin (17/6/2019), perusahaan teknologi China ini tengah mencari opsi mengeluarkan produk terbarunya, Honor 20. Rencananya, produk ini akan dirilis di beberapa negara bagian Eropa, termasuk Inggris dan Prancis, pada 21 Juni mendatang.

Baca: Hindari Tarif Perang Dagang, Eksportir China Beri Label Produk "Made in Vietnam"

Namun, pihak perusahaan mengatakan peluncuran ini harus terus dipantau. Jika penjualannya kembali buruk, Huawei harus siap memangkas penjualannya lagi di negara-negara itu.

Sebelumnya, pemerintah AS telah menempatkan Huawei pada daftar hitam perdagangan sejak Mei 2019 karena dituding mengancam keamanan nasional AS. Akibatnya, kebijakan ini menghentikan kerjasama bisnis antara Huawei dengan pemasok asal AS.

CEO dan pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan, masuknya Huawei ke dalam daftar hitam AS mungkin akan memperlambat penjualan, tapi tak berpengaruh banyak pada pertumbuhan perusahaan.

"Mungkin memperlambat, tetapi hanya sedikit berpengaruh pada pertumbuhan perusahaan," ucap Zhengfei.

Kebijakan serupa juga diterapkan AS pada perusahaan ZTE Corp asal China. Sayangnya, kebijakan tersebut rupanya membuat ZTE Corps berada di ambang kelumpuhan bisnis. Kesengsaraan perusahaan China ini pun mampu menambah tensi ketegangan perang dagang AS-China.

Presiden Donald Trump mengatakan, hal ini sebetulnya dapat diselesaikan dalam kerangka kesepakatan perdagangan. Bahkan dia merasa pihaknya telah memberikan kelonggaran terhadap China bahwa Huawei masih bisa membeli perangkat asal AS.

https://money.kompas.com/read/2019/06/17/161700226/huawei-prediksi-penjualan-ponsel-turun-40-60-persen-tahun-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke