Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Thailand Anjlok

BANGKOK, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Thailand anjlok ke level terendah dalam lima tahun pada kuartal II 2019.

Ini sejalan dengan masih terus berlanjutnya perang dagang AS dan China yang menekan ekspor, serta penguatan mata uang baht yang membuat pariwisata lesu.

Dilansir dari Nikkei Asian Review, Senin (19/8/2019), pemerintah Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi mencapai 2,3 persen pada kuartal II 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun pada kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai 2,8 persen.

Ini adalah angka terendah pertumbuhan ekonomi Thailand sejak kuartal III 2014, di mana kala itu pertumbuhan ekonomi cuma 1,1 persen.

Pelemahan pertumbuhan ekonomi ini merupakan dampak melambatnya ekspor, yang normalnya berkontribusi 40 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Thailand.

Pemerintah menyatakan, ekspor barang Thailand merosot 4,2 persen pada kuartal II 2019 dan diproyeksikan turun 1,2 persen untuk keseluruhan tahun 2019.

Badan perencanaan ekonomi Thailand juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih tersebut untuk tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi Thailand diprediksi mencapai 2,7 hingga 3,2 persen pada tahun ini.

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Thailand diprediksi mencapai 3,3 hingga 3,8 persen.

Perekonomian Thailand sangat bergantung pada ekspor, lantaran terjalin dalam rantai pasok global, khususnya otomotif dan elektronik. Terganggunya arus barang karena perang dagang sangat memukul ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.

Penguatan mata uang baht juga mengganggu daya saing ekspor Thailand. Kebijakan dovish yang diambil beberapa bank sentral di kawasan menciptakan arus modal masuk jangka pendek ke baht, lantaran surplus transaksi berjalan Thailand.

Pemerintah Thailand pun berharap dapat mendongkrak perekonomian dengan rencana stimulus fiskal besar-besaran yang diumumkan pada Jumat (16/8/2019) lalu.

Stimulus fiskal tersebut akan mendukung para petani, keluarga berpenghasilan rendah, serta UMKM dengan nilai mencapai 316 miliar baht atau setara sekira Rp 145,4 triliun.

Menteri Keuangan Thailand Uttama Savanayana mengatakan, paket stimulus tersebut akan membantu ekonomi Thailand dijaga tumbuh di atas 3 persen.

https://money.kompas.com/read/2019/08/19/135750926/imbas-perang-dagang-pertumbuhan-ekonomi-thailand-anjlok

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke