Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dapat Penolakan di Malaysia, Apa Kata Gojek?

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan transportasi berbasis teknologi, Gojek akan melakukan ekspansi ke Malaysia untuk melayani publik di sana. 

Belum mengaspal di negeri Jiran itu, kehadiran Gojek sudah diprotes dan ditolak kehadirannya oleh sejumlah pihak, termasuk pelaku usaha transportasi.

Menganggapi hal ini, Head of Regional Government Relations Gojek, Muhammad Chairil menanggapi dengan santai dan dingin soal penolakan itu. Sebab, ia yakin kehadiran Gojek sejatinya akan memberikan dampak positif.

"Pada intinya Gojek berusaha memberikan dampak sosial kepada masyarakat di mana pun," kata Chairil di Jakarta Barat, Senin (26/8/2019).

Chairil menjelaskan, sebuah kebijakan atau kehadiran sesuatu hal tentu akan direspon secara beragam dari banyak elemen atau masyarakat. Ini bisa dalam bentuk protes atau penolakan secara langsung dan tidak bisa dielakkan.

"Terkait dengan pro dan kontra pasti ada solusinya, pasti ada jalan. Kita akan coba siasati, apakah strateginya dari pihak Malaysia memberikan arahan kepada kita, kita akan ikuti," ungkapnya.

Dia menyampaikan, setiap melakukan langkah ekspansi bisnis pihaknya akan terus berkomunikasi dengan baik bersama pihak terkait. Jika ada aturan yang diharuskan makan akan Gojek pasti menaatinya.

"Intinya, di mana kita akan coba berusaha mengembangkan suatu usaha pasti kita akan ikut dan turut mengikuti kearifan lokal dan aturan yang ada di negara tersebut," ujarnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, Gojek baru saja mendapat persetujuan dari pemerintah Malaysia untuk beroperasi di Negeri Jiran tersebut.

Namun, kehadiran Gojek mendapat beragam komentar dari pebisnis Malaysia. Sebagian pengusaha ada yang menyambutnya dengan postif dan ada juga yang menentangnya.

Salah satu yang memberi tanggapan terkait datangnya Gojek ke Malaysia adalah, perusahaan ojek online lokal, Dego Ride.

“Potensi kompetisi dari Grab dan Gojek itu nyata. Namun, kami memiliki kompetensi inti yang berbeda dari apa yang ditawarkan Gojek dan Grab dan kami berharap bahwa kompetensi inti kami dapat saling melengkapi untuk keduanya, saya tidak percaya pada kompetisi di mana kita semua bertarung satu sama lain hingga akhirnya yang terakhir mati," ucap CEO Dego Ride, Nabil Feisal Bhamadhaj seperti dilansir dari Malay Mail, Sabtu (24/08/2019).

Pemerintah Malaysia sebelumnya melarang penggunaan sepeda motor sebagai moda transportasi berbasis online karena memiliki bahaya kecelakaan yang tinggi.

https://money.kompas.com/read/2019/08/26/121115126/dapat-penolakan-di-malaysia-apa-kata-gojek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke