Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kinerja Manufaktur Merosot, Apa Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi manufaktur Indonesia terus menurun pada bulan September 2019, meski pada bulan tersebut Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya.

Lalu, dengan kondisi manufaktur yang lemah, apakah akan ada dampak terhadap pertumbuhan ekonomi?

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, angka tersebut hanya merupakan indikator yang tidak bisa langsung diterjemahkan efek langsungnya terhadap pertumbuhan Indonesia.

Darmin lebih menyoroti kepada capaian bulan September 2019 yang menunjukkan kenaikan tipis. Menurutnya, ini bisa dilihat sebagai kabar gembira.

"Berarti indeks industri lumayan baik. Meski rata-rata di kuartal III kurang baik, tetapi peningkatan pada bulan September ini menunjukkan sinyal positif dalam situasi ekonomi dunia yang melambat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10/2019) di Jakarta.

Berbeda dengan Darmin, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menganggap lemahnya industri manufaktur bisa berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini dengan pertimbangan kontribusi manufaktur terhadap PDB yang sebesar 20 persen.

Melihat hal ini, Bhima melihat adanya potensi penurunan pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa menekan potensi pertumbuhan menjadi di bawah 5 persen.

"Hal ini karena luasnya imbas kelesuan manufaktur. Bisa ke sektor lain, seperti retail, logistik, pergudangan, dan transportasi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu.

Namun, Bhima masih melihat adanya harapan untuk pertumbuhan industri manufaktur di kuartal IV-2019. Ia menilai momentum Natal dan Tahun Baru setidaknya mambu berkontribusi untuk menggenjot kinerja manufaktur.

Menurutnya, di momen tersebut, akan ada kemungkinan bertambahnya permintaan akan tekstil dan pakaian jadi dari luar negeri, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS). Tetapi, ini juga dengan harapan bahwa perang dagang bisa segera mereda.

Sebagai tambahan informasi, PMI Manufaktur Indonesia pada September 2019 ada di angka 49,1 dan naik tipis bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang ada di angka 49,0.

Meski begitu, rata-rata PMI Manufaktur Indonesia pada kuartal III-2019 ini hanya 49,23, jauh di bawah kuartal III-2018 yang sebesar 50,96. Bahkan capaian ini disebut IHS Markit sebagai penurunan yang paling tajam sejak bulan Juli 2017. (Bidara Pink)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kinerja industri manufaktur merosot, ini dampaknya pada pertumbuhan ekonomi

https://money.kompas.com/read/2019/10/02/182056526/kinerja-manufaktur-merosot-apa-dampaknya-ke-pertumbuhan-ekonomi

Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke