Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Karena Handphone, Ini Dugaan Penyebab Kebakaran di SPBU Cipayung

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden kebakaran di SPBU Cipayung yang terjadi pada Jumat siang pukul 14.30 WIB diduga sementara karena mobil Daihatsu Grand Max yang saat itu tengah mengisi bahan bakar telah dimodifikasi.

Pasalnya, ditemukan sejumlah drum dan peralatan pompa di dalam mobil yang menjadi pemicu kebakaran, yang ditinggal pengemudinya usai insiden kebakaran.

"Kemungkinan penyelidikan polisi mobilnya itu sudah dimodifikasi. Karena ditemukan dekat kemudi sopir itu kayak ada pompa buat menaikkan BBM dari tangki mobil ke drum-drum di bagian kursi belakang," kata Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Marketing Operation Region III Dewi Sri Utami kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2019).

Dewi mengatakan, saat ini aparat kepolisian masih menyelidiki dan tengah mencari pelaku untuk mengetahui isi muatan di dalam 5 drum tersebut. Diduga kuat drum dalam mobil memuat bahan yang dapat memicu api.

Adapun berdasarkan hasil rekaman CCTV yang dijelaskan Dewi, sumber api diduga bermula dari dalam mobil karena terlihat kilatan letupan yang disertai api, ketika operator SPBU belum selesai mengisikan BBM ke dalam tangki kendaraan.

Kemudian api muncul dari bagian depan kendaraan dan pengemudi terlihat langsung keluar dari mobil lalu melarikan diri.

Sementara beberapa petugas keamanan SPBU berupaya memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan juga alat pemadam api beroda (APAB).

Namun api tidak kunjung padam, bahkan semakin membesar ke bagian belakang mobil hingga akhirnya menyambar dispenser dan bangunan SPBU.

Api mulai padam 30 menit kemudian dengan bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran.

Tidak ada korban jiwa dari kebakaran itu. Namun kebakaran menyebabkan SPBU tidak beroperasi dan Pertamina mengimbau pengendara untuk mengisi BBM di SPBU terdekat.

"Tidak ada korban jiwa. Kalau untuk kerugian masih belum dihitung. SPBU saat ini masih disterilkan dan sudah dipasang garis polisi," ucap Dewi.

Sebelumnya diberitakan, SPBU Cipayung terbakar pada Jumat (11/10/2019). Peristiwa itu terjadi pada pukul 14.00, ketika sebuah mobil sedang melakukan pengisian BBM.

Awalnya, kebakaran diduga terjadi lantaran radiasi ponsel.

Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin PKP) Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, kebakaran berawal dari satu mobil Daihatsu Grandmax B 1533 L mengisi bensin di SPBU tersebut.

"Dugaan penyebabnya handphone. Pengemudinya main handphone saat isi bahan bakar. Mungkin radiasi kemudian timbul api dan bakar mobil dan SPBU-nya. Pengemudinya tidak ada, melarikan diri," ujar Gatot saat dikonfirmasi wartawan.

Api kemudian membakar mobil dan SPBU. Petugas kemudian menerima laporan sekitar pukul 14.46 WIB.

Sebanyak 12 mobil pemadam kebakaran dan 55 personel diturunkan untuk memadamkan api.

Soal penyebab kebakaran, manajer SPBU tersebut Mahfuzi mengatakan, sangat kecil kemungkinan penyebab kebakaran bersumber dari handphone.

"Saya posisi di dalam, kalau lihat dari rekaman CCTV, jadi sopir itu udah selesai ngisi BBM premium, terus menyalakan kendaraan, tahu-tahu ada nyala api gitu meledak, si sopir langsung kabur gitu," kata Mahfuzi di lokasi, Jumat.

Rozikin, salah seorang pegawai SPBU mengatakan, timbul ledakan kecil sekitar tiga kali. Kemudian, api muncul dari bagian depan mobil.

"Saya lihat CCTV sih api muncul dari bagian depan mobil. Enggak tahu kenapa yah. Sebelumnya itu ledak dulu," ujar Rozikin.

https://money.kompas.com/read/2019/10/13/100200726/bukan-karena-handphone-ini-dugaan-penyebab-kebakaran-di-spbu-cipayung

Terkini Lainnya

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke