Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menkop Ragukan Perkembangan Koperasi, Alasannya?

Lantaran saat ini, banyak perusahaan serta UMKM telah beralih memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan perekonomian serta usaha. Sehingga, ketika bersaing secara global, sudah tidak gagap lagi terhadap teknologi.

"Dari skala bisnisnya, koperasi itu ada di UMKM. Jadi kalau koperasi tidak segera menggunakan teknologi, kalah nanti. Sementara sekarang, model-model pembiayaan menggunakan aplikasi, jauh lebih cepat kerjanya," ujarnya dalam konfrensi pers di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Dia mendorong kepada para pendiri koperasi agar segera mengubah pola pikir dan mulai membaca pergerakan pelaku pasar. Apalagi sekarang ini, lanjut Teten, investor lebih tertarik berinvestasi di perusahaan-perusahaan berbasis teknologi.

"Kalau koperasi tidak segera mengambil peluang tersebut dan tidak beralih ke teknologi, tidak punya kemampuan membaca selera pasar, tidak mampu membaca perubahan-perubahan ekonomi dunia, saya kira koperasi akan ketinggalan," katanya menegaskan.

Di sisi lain, kendala lambannya koperasi untuk berkembang pesat adalah orang-orang yang terlibat mendirikannya. Terkecuali, menurut dia, investor atau pemilik modal koperasi tersebut mampu mengubah koperasi menjadi koorporasi serta menggunakan teknologi sebagai pembiayaan.

"Problemnya, koperasi itu kumpulan orang bukan kumpulan modal. Kadang ini yang sering dikeluhkan, ketika anggota koperasi rapat, ada yang tidak sepemikiran," ucapnya.

Namun untuk sementara ini, mantan Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) ingin memfokuskan produk dari koperasi tersebut.

"Saya sekarang lebih fokus pada produknya. Karena sekarang yang kelihatan itu harusnya apapun kita mau punya program pelatihan, pembinaan dan segala macam, yang dilihat seharusnya ada peningkatan dalam bisnis mereka tidak," ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2019/11/05/183905926/menkop-ragukan-perkembangan-koperasi-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke