Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelajari Asal Usulnya!

Dalam Pasal 7 PP itu disebutkan bahwa pelaku usaha e-commerce luar negeri yang akan melakukan kegiatan usaha e-commerce di Indonesia dianggap hadir secara fisik di Indonesia bila memenuhi kriteria tertentu. Yakni, jumlah transaksi, nilai transaksi, jumlah paket pengiriman dan/atau jumlah trafik/pengakses.

Klausul ini menjadi salah satu rekomendasi saya terkait kriteria pembentukan BUT (Badan Usaha Tetap) dalam mencari solusi pengenaan pajak terhadap transaksi ecommerce (PMSE).

Dengan kriteria ini, perusahaan asing walaupun tidak mempunyai kantor secara fisik di Indonesia, dapat dianggap hadir secara ekonomi. Dengan demikian harus patuh pada aspek perpajakan di negara tempat bertransaksi secara elektronik. Hal ini sudah ditulis dalam disertasi saya 10 tahun yang lalu.

Ingatan saya langsung terkilas balik mengenai pembahasan hal ini ketika suatu hari saya dipanggil oleh profesor pembimbing disertasi. Kami berdiskusi tentang paper yang akan saya submit ke sebuah jurnal.

Pembahasan menyangkut mengenai konsep BUT pada e-commerce dan transaksi ekonomi melalui sistem elektronik. Setelah melihat draft paper yang sudah dibuat, beliau meminta agar mencari sumber data lain sebagai pembanding.

Data tersebut berupa dokumen Liga Bangsa-Bangsa yang dikeluarkan pada tahun 1920an. Liga Bangsa Bangsa adalah cikal bakal dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Saya tertegun dan berpikir bagaimana mencarinya?

Setelah pertemuan dengan profesor di hari itu, dimulailah perburuan sang dokumen yang sudah sangat tua tersebut. Sasaran pertama adalah perpustakaan kampus. Hasilnya dengan sukses tidak diketemukan.

Kemudian perburuan dlanjutan ke Paman Google yang baik hati. Perlu waktu cukup lama serta ketabahan sendiri untuk mencari dokumen ini. Memang banyak yang menjadikan dokumen ini sebagai referensi atau sumber pustaka, tapi dokumen ini sendiri tidak pernah ada di internet.

Setelah berkutat hampir dua minggu, akhirnya ketemu juga. Ternyata semua perpustakaan universitas negeri di Jepang terhubung dalam sebuah link yang bisa diakses oleh para mahasiswanya.

Salah satu universitas yaitu Universitas Kyoto ternyata masih menyimpan dokumen atau kopi dari aslinya.

Lega rasanya. Dengan membayar ongkos kirim melalui perpustakaan universitas, dalam jangka waktu dua hari, dokumen sudah bisa diambil di perpustakaan kampus. Kita juga mendapatkan waktu 3 hari untuk membacanya.

Setelah menerima paper tersebut, seperti sudah diduga, sudah sangat tua, dan rapuh, tetapi masih bisa dibaca dengan jelas. Supaya lebih enak membacanya dengan nyaman, langsung saja dikopi dan dkembalikan ke kampus.

Setelah membaca dokumen tua tersebut, baru ketahuan bahwa paper yang saya buat agak tidak sesuai dengan prinsip dasarnya.

Tidak sia-sia memang membaca dokumen tersebut. Rasa lelah dan galau karena mencari dokumen tersebut langsung hilang. Dokumen tersebut menjadi inti, konsep awal serta fundamental sejarah dari dokumen perjanjian tax treaty yang sekarang berkembang di dunia perpajakan dan menjadi objek penelitian saya.

Dari sana baru terasa bahwa maksud sang profesor adalah supaya kita mempunyai pemahaman mendasar tentang sebuah kegiatan/kejadian yang berlangsung saat ini.

Kita juga bisa tahu perubahan-perubahan yang terjadi dalam puluhan tahun perjalanannya. Yang paling penting, kita bisa tahu latar belakang dan filosofi dari sesuatu yang kita pelajari.

Moral of the story, untuk mengetahui sesuatu, kita tidak boleh langsung menjustifikasi apa yang kita lihat saat ini. Diperlukan waktu untuk melihat ke belakang terutama akar sejarah atau permasalahannya. Dari sana, kita bisa melihat dengan lebih bijaksana serta mendalami persoalan sesungguhnya.

Terima kasih Profesor Fumihiro Komamiya!

https://money.kompas.com/read/2019/12/10/134700926/pelajari-asal-usulnya

Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke