Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

OVO Akui Sudah Potong Anggaran Bakar Uang hingga 50 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Visionet Internasional atau yang lebih dikenal sebagai OVO terus mengejar transaksi dari para pengguna.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pelaku fintech payment ini dengan gencar melakukan pemasaran.

President Director OVO Karaniya Dharmasaputra menyatakan marketing dibutuhkan oleh pelaku fintech payment dalam mengedukasi masyarakat agar menggunakan produk uang digital. Ia mengambil contoh pelaku e-commerce dan ride hailing awalnya juga melakukan hal yang sama.

“Tapi sekarang kita menyaksikan sebuah pasar sudah sangat mature. Tidak hanya didominasi oleh anak muda hingga yang berusia 40 tahun ke atas. Dengan basis konsumen yang semakin besar akan jadi basis yang baik untuk menjadikan perusahaan fintech memiliki bisnis yang berkesinambungan,” ujar Karaniya pada acara 2nd Top 20 Financial Institution & Best CFO of Financial Institution 2019 di Jakarta pada Rabu (11/12/2019).

Ia mengakui memilki anggaran marketing yang besar lantaran OVO percaya memiliki bisnis jangka banyak. Namun, langkah ini dalam waktu yang singkat bisa menjangkau basis pengguna yang sangat banyak.

"Perlahan kami percaya bisa hasilkan revenue ke tingkat profitability. Terus terang satu tahun ini kami potong bujet marketing 50 persen," imbuhnya.

"Apakah volume transaksi turun? Ternyata tidak. Bujet marketing akan terus kami turuni. Tapi penggunanya terus tumbuh karena masyarakat sudah nyaman dan teredukasi," jelas Karaniya.

Karaniya menyebut OVO sudah terdapat di 115 juta perangkat. Adapun pengguna OVO sebanyak 87 juta pengguna, sedangkan monthly active user 11 juta hingga 12 juta.

Karaniya menyatakan saat ini transaksi paling besar dari OVO berasal dari e-commerce. Nilai transaksi di e-commerce juga lebih besar dari ride hailing maupun food and beverage. (Maizal Walfajri)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: OVO akui sudah potong budget bakar uang hingga 50%

https://money.kompas.com/read/2019/12/11/182528226/ovo-akui-sudah-potong-anggaran-bakar-uang-hingga-50-persen

Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke