Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

LIPI Sarankan RI Adopsi Taobao Village China, Apa Itu?

Pasalnya maraknya impor barang melalui jalur e-commerce dinilai dapat mengancam industri lokal. Lantas apa itu Taobao Village?

Taobao Village adalah desa-desa yang terkait dengan program Rural Taobao dari perusahaan e-commerce raksaksa China, Alibaba Grup.

Rural Taobao merupakan proyek strategis dari Albaba Grup untuk mengembangkan produk UMKM di pedesaan China. Melalui proyek ini, pusat layanan e-commerce dibangun hingga level desa.

Akibatnya para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di pedesaan China bisa menjual langsung produksinya melalui e-commmerce Taobao.

Taobao diluncurkan pada 2003 lalu. Kini setelah 16 tahun, Taobao sukses mengembangkan potensi desa dengan lebih dari 760 miliar produk yang dijual secara online.

LIPI menilai konsep ini bisa diaplikasikan di Indonesia. Peneliti ekonomi senior LIPI, Zamroni Salim menyebut Tokopedia sejauh ini sudah melakukan pembauran konsep Taobao.

"Ada beberapa langkah yg bisa diambil. Pertama adalah menggunakan konsep yang sudah digunakan oleh Tokopedia dalam bentuk Tokopedia Center," kata Zamroni di LIPI Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Zamroni menyebutkan kerja sama yang dilakukan haruslah menguntungakan baik dari sisi penduduk desa dan juga e-commerce yang bekerja sama. Sementara pemanfaatan modal kerja bisa menggunakan sebagian dari alokasi dana desa.

"Desa bisa menggunakan dana yang dialokasikan oleh pemerintah untuk membangun desa," jelasnya.

Dalam penggunaan dana desa, desa harus diberi kebebasan untuk menggunakan dana tersebut dengan satu tujuan yakni membangun desa dan mengurangi kemiskinan di desa dengan menggunakan sumber daya yang ada.


"Hubungannya dengan e-commerce, pihak desa bisa menggunakan (dana desa) untuk membangun semacam platform e-commerce yang juga menjual produk-produk agriculture atau produk yang menjadi unggulan desa tersebut," tambahnya.

Di sisi lain memang ada banyak desa digital di Indonesia baik yang diinisiasi oleh Kominfo ataupun Telkom. Namun, itu kurang maksimal karena pada kenyataannya program berhenti di tengah.

"Tapi itu juga banyak yang berhenti di tengah jalan karena evaluasinya kurang baik dan kolaborasinya juga kurang membantu," kata dia.

Ia menyebut, desa digital umumnya mengajarkan masyarakatnya membuka toko online, kemudian diajarkan meletakkan produknya di marketplace, cara mengunggah foto dan beberapa hal sebatas pengenalan.

Nantinya semua produk UMKM desa tertintegrasi dari hulur ke hilir layaknya Taobao village. Hal inilah yang perlu diadopsi di Indonesia.

"Di Taobao Village itu memang dari hulu ke hilirnya terintegrasi. Mulai dari produksi sampai pemasaran. Disediakan juga fasilitas khusus dan insentif khusus. Akhirnya membuat pembeli berbelanja di toko-toko tersebut," tegasnya.

Ia menegaskan fokus utama adalah mengembangkan UMKM pedesaan agar produk bisa berkembang dan lebih laku dipasaran.

"Yang jelas masih kurang di kita adalah memasarkannya. Bagaimana membuat produk-produk di desa itu lebih laku. Karena di kita baru sebatas tahap pengenalan," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2019/12/13/162513726/lipi-sarankan-ri-adopsi-taobao-village-china-apa-itu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke