Deputy General Manager Divisi Operasional BNI Feri Fariansis mengatakan, angka persiapan kas itu meningkat dari 2018 yang sebesar Rp 16,1 triliun per minggu.
BNI memproyeksikan, kebutuhan uang tunai untuk cabang maupun ATM bakal tumbuh 5 persen dibanding hari biasa.
"Saat ini proyeksi kami 5 persen dengan kesiapan kas Rp 16,9 triliun. Karena kami lihat kondisi ekonomi tahun ini normal-normal saja tidak ada yang signifikan," kata Feri di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
BNI memperkirakan kebutuhan uang tunai akan mencapai puncak antara tanggal 26 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 yang mencapai Rp 17,6 triliun.
Feri menuturkan, pemenuhan kebutuhan kas tersebut dipenuhi oleh setoran cabang dan setoran SR (internal) sebesar Rp 10,3 triliun (61 persen). Sisanya diperoleh dari eksternal seperti BI dan transaksi antar bank sebesar Rp 6,6 triliun (39 persen).
Uang tunai itu akan tersebar di Jabodetabek sebesar 21 persen dan luar Jabodetabek sebesar 79 persen.
Targetnya, transaksi per 2 minggu di bulan Desember tembus Rp 2,4-2,5 triliun. Apalagi, transaksi mobile banking BNI dari tahun ke tahun terus bertumbuh.
Tercatat, pertumbuhan mencapai 268 persen tahun 2017-2018 dan 104 persen 2018-2019.
"Jadi kami asumsikan kegiatan akhir tahun ini berjalan normal. Mudah-mudahan proyeksi tepat sehingga kebutuhan uang tunai di cabang ATM kami tetap terpenuhi," pungkas Feri.
https://money.kompas.com/read/2019/12/19/134655626/akhir-tahun-bni-siapkan-uang-tunai-rp-169-triliun-per-minggu