Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih dari Separuh Perempuan Usia Kerja di Dunia adalah Pekerja Tak Berupah

LONDON, KOMPAS.com - Oxfam International baru saja mengeluarkan laporan mengenai kesenjangan penduduk paling kaya di dunia dengan mereka yang berpendapatan rendah dengan judul Time to Care.

Di dalam laporan tersebut seperti dikutip Kompas.com pada Senin (20/1/2020), CEO Oxfam India Amitabh Behar menjelaskan perempuan dewasa dan remaja perempuan adalah yang kelompok yang kurang diuntungkan dengan sistem ekonomi yang saat ini berjalan.

Pasalnya, kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu dengan memasak, bersih-bersih, merawat anak dan orang tua serta kegiatan domestik lainnya.

Namun demikian, para perempuan yang masuk dalam kategori usia kerja tersebut melakukan pekerjaan mereka tanpa bayaran.

Padahal, pekerjaan domestik tak berbayar tersebut merpakan mesin tersembunyi yang turut menggerakkan roda perekonomian, bisnis dan masyarakat.

"Secara global, sebanyak 42 persen perempuan usia kerja merupakan tenaga kerja tak berbayar, angka tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 6 persen. Hal tersebut disebabkan oleh tanggung jawab perempuan untuk pekerjaan-pekerjaan perawatan yang tidak berupah," jelas laporan tersebut.

Oxfam menyebut, perempuan melakukan lebih dari tiga perempat dari hampir seluruh pekerjaan perawatan tak berbayar.

Kerap kali, perempuan harus mengurangi jam kerja atau bahkan keluar dari angkatan kerja lantaran beban kerja akibat tanggung jawab perawatan yang mereka miliki.

Selain itu, tenaga kerja berbayar di bidang perawatan juga didominasi oleh perempuan. Sebanyak dua pertiga perempuan bekerja sebagai suster, asisten rumah tangga, maupun pekerjaan lainnya.

Di bidang-bidang tersebut pun perempuan kerapkali mendapatkan bayaran rendah, waktu kerja yang tak tetap kerap kali harus mengorbankan fisik serta emosional.

Padahal di masa depan, pekerjaan terkait perawatan ini kian dibutuhkan dengan populasi penduduk dunia yang akan terus bertambah. Diperkirakan sekitar 2,3 miliar penduduk dunia akan membutuhkan perawatan di tahun 2030. Angka tersebut meningkat 200 juta sejak 2015.

"Selain melakukan pekerjaan perawatan gratis di rumah, banyak perempuan miskin yang juga bekerja untuk menyediakan perawatan untuk orang lain. Misalnya pekerja rumah tangga, yang juga adalah pekerjaan paling dieksploitasi di dunia," jelas Behar.

"Hanya 10 persen dari pekerja rumah tangga dilindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan yang setara dengan pekerja lain. Selain itu, hanyah sekitar setengahnya menikmati perlindungan upah minimum yang setara," ujar dia.

Adapun organisasi nirlaba Inggris tersebut menjelaskan, nilai kekayaan dari 22 laki-laki yang masuk dalam daftar miliarder dunia lebih besar dibandingkan dengan nilai kekayaan yang dimiliki oleh hampir seluruh perempuan di Afrika. Saat ini, populasi perempuan di Afrika.

Secara keseluruhan, laporan tersebut menjelaskan 2.153 miliarder dunia memiliki kekayaan lebih besar dibandingkan dengan 4,6 miliar penduduk dunia yang mendiami 60 persen dari populasi bumi.

Selain itu, 1 persen penduduk paling kaya di dunia tersebut hanya membayarkan pajak untuk kekayaan mereka sebesar 0,5 persen.

Dan dalam 10 tahun, nilai kekayaan tersebut sama dengan investasi yang dibutuhkan untuk menciptakan 117 juta pekerjaan di sektor-sektor yang dibutuhkan di masa depan, seperti perawatan lansia, anak-anak, pendidikan dan kesehatan.

https://money.kompas.com/read/2020/01/20/151044426/lebih-dari-separuh-perempuan-usia-kerja-di-dunia-adalah-pekerja-tak-berupah

Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke