Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jebolnya Impor Elpiji 3 Kg hingga Virus Corona Disebut sebagai Biang Kerok Defisit Migas Januari

Defisit terjadi akibat melonjaknya nilai impor migas sepanjang Januari 2020 sebesar 19,95 persen secara tahunan (year on year) menjadi 1,9 miliar dollar AS.

Tercatat, gas menjadi komoditas yang mengalami peningkatan tertinggi, yakni sebesar 107,8 persen yoy menjadi 369 juta dollar AS.

Pengamat energi dari Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, hal tersebut diakibatkan jebolnya impor untuk elpiji 3 kilogram (kg).

Realisasi impor gas untuk elpiji melon tersebut selalu lebih tinggi dibandingkan perhitungan pemerintah.

"Kita selalu jebol untuk sektor elpiji 3 kg mengingat saat ini elpiji 3 kg tidak ada batasan sama sekali, di mana semua orang bisa menggunakan," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

PT Pertamina (Persero) dinilai belum mampu memasok gas sesuai dengan angka kebutuhan nasional. Ini diakibatkan kilang yang belum optimal memproduksi elpiji.

"Jadi wajar jika impor kita terus meningkat sepanjang tahun. Program Jargas (jaringan gas) masih belum berjalan optimal," kata Mamit.


Menurut Mamit, pemerintah mampu menyelesaikan masalah ini melalui dua langkah.

Pertama, pengubahan skema penyaluran subsidi elpiji 3 kg menjadi tertutup sehingga tidak semua kalangan masyarakat mampu membeli elpiji melon.

"Serta pembangunan Jargas secara masif harus segera dilakukan," katanya.

Selain impor elpiji 3 kg yang terus mengalami peningkatan, Mamit juga menyoroti isu virus corona yang berhasil menggerus harga minyak mentah dunia. Harga minyak dunia yang merosot juga disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya defisit migas.

"China sebagai salah satu konsumen terbesar langsung mengalami penurunan permintaan sehingga terjadi oversupply di pasar," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2020/02/18/073800426/jebolnya-impor-elpiji-3-kg-hingga-virus-corona-disebut-sebagai-biang-kerok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke