Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Diprediksi Melemah Pekan Depan, Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada pekan depan. IHSG diprediksi bergerak pada kisaran 5.750 hingga 5.960.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyatakan, penyebabnya adalah korban wabah virus corona kini mulai menunjukkan peningkatan. Ini khususnya terkait kasusu corona di luar China, contohnya Korea Selatan dan Jepang.

"Pasar saham dunia sempat bergerak positif setelah ada tanda awal kasus baru virus corona mengalami penurunan. Tetapi optimisme berakhir di akhir pekan setelah Global Times melaporkan bawah media yang dikelola Pemerintah China menyebutkan ada peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 di sebuah rumah sakit di Beijing," kata Hans melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

Selain itu, di akhir pekan depan juga terdapat indikasi peningkatan kasus virus corona di China.

Pasalnya, Pemerintah China juga merilis ada lebih dari 800 kasus baru terjadi. Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan ada 74.576 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi, jumlah yang meninggal mencapai 2.118 orang.

Tekanan pasar juga terjadi karena ada kekawatiran penyebaran virus corona di luar China. Korea Selatan telah melaporkan adanya 100 kasus baru.

Di Jepang sendiri dilaporkan lebih dari 80 orang dinyatakan positif terkena virus corona.

Hal ini sudah diperingatkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena rendahnya kasus Covid-19 di luar China.

Artinya, mungkin akan terjadi lonjakan di waktu yang akan datang. Penelitian terbaru menunjukkan virus corona lebih mudah menular daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.

"Pasar keuangan dunia kami perkirakan akan membaik ketika di temukan perlambatan penyebaran virus sebagai tanda awal teratasinya wabah corona," ujar Hans.

Dampak dari virus corona telah merambat ke raksasa teknologi Apple yang memperkirakan tidak akan mampu memenuhi proyeksi pendapatan kuartalannya.

Perlambatan produksi yang menyebakan turunnya pasokan iPhone global dan melemahnya permintaan di China akibat wabah virus corona menjadi alasan Apple.

Dampak ekonomi virus corona disampaikan juga oleh S&P Global Ratings yang mengatakan, perbankan China bisa mengalami kredit macet sebanyaknya 1,1 triliun dollar AS karena virus tersebut.

Goldman Sachs mengatakan pasar keuangan dunia telah meremehkan potensi dampak dari wabah corona terhadap ekonomi dan bisnis.

"Hal ini mebuat kami memperkirakan adanya potensi terjadi risiko koreksi pada indeks dunia ke depannya," kata Hans.

Upaya stimulus telah pun sudah dilakukan berbagai otoritas. Bank sentral China (PBoC) melakukan penurunan suku bunga kredit tenor 1 tahun sebesar 10 basis point dan bunga kredit tenor 5 tahun sebesar 5 basis point.

Pengumuman ini sehari setelah bank sentral China menurunkan suku bunga tenor jangka menengah. PBoC juga mengumumkan bakal memberikan pendanaan jangka menengah sebesar 200 miliar yuan atau 29 miliar dollar AS kepada perbankan komersial.

Pun PBoc memangkas suku bunga utamanya sebesar 10 basis poin menjadi 3,15 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan China Liu Kun mengatakan, pemerintah China merencanakan pemotongan pajak dan akan meningkatkan belanja pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal bagi perekonomian.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk memberikan stimulus pada pasar.

https://money.kompas.com/read/2020/02/22/161400426/ihsg-diprediksi-melemah-pekan-depan-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke