Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keluhan Pengusaha Truk: Banjir Sekarang Lebih Parah

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir parah melanda Jakarta hari ini, Selasa (25/2/2020). Genangan air setinggi dada orang dewasa di sejumlah ruas jalan membuat aktivitas angkutan barang lumpuh.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman, mengungkapkan kerugian akibat banjir ini ditaksir mencapai Rp 30 miliar karena setidaknya ada 20.000 truk besar di Jakarta yang stop operasi.

"Sekarang bagini saja, dari Januari sampai sekarang kita sudah alami banjir 4 sampai 6 kali. Sekarang lebih parah, dulu nggak separah ini," kata Kyatmaja kepada Kompas.com.

Menurutnya, beberapa ruas jalan yang jadi lintasan truk kontainer yang sebelumnya hampir tak pernah terendam banjir, beberapa belakangan ini mulai jadi langganan banjir.

"Daerah truk di sekitar Tanjung Priok ada yang sebelumnya nggak kena banjir. Sekarang banjir juga. Depo juga sekarang kena banjir juga," ucap Kyatmaja.

Pihaknya berharap, baik pemerintah pusat maupun Pemprov DKI Jakarta segera mengambil langkah cepat mengatasi banjir yang semakin sering terjadi dari tahun ke tahun.

"Harus diatasi secepatnya, karena dampak ekonominya besar. Truk tidak bisa beroperasi di Tanjung Priok, karena selain jalan, deponya juga kebanjiran. Di Pelabuhan memang nggak banjir, kita bisa ambil kontainer, tapi tempat tujuannya kebanjiran, ya susah juga," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, hitungan kasar akibat dari puluhan ribu truk yang berhenti beroperasi hari ini, pengusaha truk mengalami kerugian hingga Rp 30 miliar per harinya.

"Akibatnya kerugian kita catat kalau dari jumlah truk yang tak beroperasi itu Rp 30 miliar per hari. Itu kita nggak hitung di luar Jakarta. Meski di beberapa lokasi ada juga yang tetap beroperasi," imbuhnya.

Menurutnya, kalkulasi kerugian itu datang dari mandeknya operasional. Banyak pengusaha truk juga harus menanggung biaya kerusakan kompenen akibat armadanya terendam banjir.

"Belum lagi pasti banyak komponen truk rusak karena kena air seperti elektrikal, aki, tangki, dan lainnya. Perbaikan satu truk kalau rusaknya parah itu bisa habis Rp 20 juta sampai Rp 30 juta," ujar Kyatmaja.

Lanjut dia, hitungan kasar itu baru kerugian yang diserita pengusaha truk. Kerugian akibat banjir hari ini tentu jauh lebih besar karena banyak perusahaan yang pasokan logistiknya terganggu.

"Truk ini kan operasional di Pelabuhan Priok, pasti terganggulah ekspor impor. Memang misalnya kita ambil barang di Priok pakai truk bisa, tapi kan percuma, tetap saja nggak bisa diantar, karena deponya kebanjiran. Jadi berhenti saja dulu, tunggu kondisi," kata Kyatmaja.

"Belum lagi kerugian pemilik barang. Nah kalau barangnya dia punya terendam, pasti rugi juga," katanya lagi.

https://money.kompas.com/read/2020/02/25/161600126/keluhan-pengusaha-truk--banjir-sekarang-lebih-parah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke