Menguat, Rupiah Kembali di Bawah Level 16.400

Mengutip data Bloomberg pukul 09.06 WIB rupiah berada pada level Rp 16.385 per dollar AS atau menguat 28 poin (0,17 persen) dibandingkan penutupan Senin pada level Rp 16.413 per dollar AS.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah hari ini terdorong sentimen positif yang kembali masuk ke pasar keuangan. Sentimen postif ini berupa laporan melambatnya laju kasus positif Covid-19 di AS dan Eropa.

“Pasar kembali merespons positif laporan melambatnya laju kasus corona di AS dan Eropa sebagai pusat pandemi global. Pemerintah AS diisukan akan kembali menggelontorkan stimulus besar kedua senilai 1,5 triliun dollar AS untuk meredam dampak negatif corona ke perekonomian. Isu ini menambah sentimen positif ke pasar keuangan,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Rupiah sendiri terus melemah sejak awal tahun ini. Ariston menilai, pelemahan tersebut hanya bersifat sementara karena minimnya kabar positif mengenai kasus Covid di negara pandemi.

“Jadi usaha untuk mengurangi kasus penyebaran bisa mendorong penguatan rupiah,” ujarnya.

Pelemahan rupiah juga bisa diatasi dengan penerbitan utang negara. Namun, langkah untuk menerbitkan utang dinilai bukan merupakan jalan keluar untuk mengembalikan posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Menurut dia, ini justru akan menimbulkan beban di kemudian hari jika utang tidak terselesaikan.

“Utang besar bisa menjadi beban ke depan untuk Rupiah. Bila memang berutang, arahnya harus untuk meningkatkan pertumbuhan GDP Indonesia sehingga ekonomi Indonesia menjadi kuat. Perekonomian yang kuat bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” jelasnya.

Ariston menambahkan, sejauh ini Bank Indonesia (BI) terus melakukan monitor pergerakan rupiah dan melakukan intervensi bila diperlukan untuk meredakan gejolak.

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan berada pada kisaran Rp 16.300 per dollar AS sampai dengan Rp 16.500 per dollar AS.