Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepada Menaker Negara G20, Menteri Ida Beberkan Upaya Hadapi Covid-19 bagi Ketenagakerjaan

KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menjabarkan upaya pemerintah Indonesia menghadapi pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) di bidang ketenagakerjaan kepada para Menaker Negara G20.

Penjabaran itu ia lakukan pada pertemuan secara virtual yang digelar dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19, Rabu (23/4/2020).

Menurut Menaker, lebih dari 2 juta pekerja sektor formal dan informal di Indonesia telah terdampak Covid-19. Dengan demikian, pemerintah harus melakukan upaya menanggulanginya.

Upaya itu antara lain mengoptimalkan Program Kartu Prakerja, khusus bagi pekerja yang terkena PHK melalui pemberian pelatihan dan dukungan finansial.

Pemerintah juga memberikan insentif pelatihan berbasis kompetensi dan produktivitas bagi masyarakat terdampak, serta mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) melalui Program BLK Tanggap Covid-19 dalam rangka memitigasi dampak pandemi.

Selain itu, telah dilakukan masifikasi program pengembangan dan perluasan kesempatan kerja melalui padat karya dan kewirausahaan.

Masifikasi itu khususnya ditujukan bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI), PMI yang dipulangkan, pekerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pekerja lain terdampak Covid-19.

"Kami berharap agar strategi itu benar-benar memberi dampak positif bagi upaya pemulihan pasar kerja," kata Ida dalam keterangan tertulis.

Menaker melanjutkan, pemerintah pun mulai memberi stimulus finansial bagi sektor kesehatan, jaring pengaman sosial, insentif pajak, hingga restrukturisasi kredit dan pembiayaan bagi UMKM.

Pihaknya juga akan mengintensifkan dialog sosial bersama para pengusaha dan pekerja, setelah pemulihan jangka pendek. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah aspek kehidupan, pekerjaan, dan bisnis yang layak.

"Sudah saatnya kita semua untuk menciptakan momentum politik dan mencapai hasil yang konkret, demi memajukan agenda ketenagakerjaan domestik dan global," ujar Menaker Ida.

Ia juga menyarankan tiga hal kepada forum Anggota G20. Pertama, mengedepankan solidaritas global dan itikad baik untuk bangkit pascapandemi dan menata kembali kehidupan sosial-ekonomi yang lebih baik, khususnya bidang ketenagakerjaan.

Saran kedua adalah, fokus pada upaya pemulihan jangka menengah dan merencanakan pemulihan jangka panjang akibat dampak pandemi.

"Ketiga, memprioritaskan ketahanan dan stabilitas pasar domestik dan global," kata Menteri Ida Fauziyah.

Dukung inisiatif Presidensi G20

Menteri Ida pun mendukung penuh inisiatif Presidensi G20 Kerajaan Arab Saudi untuk mewujudkan pernyataan Menaker negara G20 tentang Pandemi Covid-19.

Pernyataan Pemimpin G20 menekankan dengan jelas bahwa negara-negara G20 harus mengambil semua langkah untuk melindungi rakyatnya dan menggunakan seluruh alat kebijakan yang tersedia.

Hal itu dilakukan demi menopang ekonomi, mempertahankan stabilitas pasar, dan melindungi pekerja dan keberlangsungan usaha. Disamping itu, perlindungan sosial bagi kelompok rentan juga sangat diutamakan.

Dukungan itu pun menjadi bukti Indonesia sebagai satu komunitas, satu kawasan, dan satu dunia yang sama juga ikut serta meningkatkan kemampuan, menyiapkan, dan merespons situasi terkini.

Sementara itu, pertemuan virtual itu juga dihadiri Ketua pertemuan yang juga Menteri Perburuhan dan Pembangunan Sosial Kerajaan Arab Saudi Ahmad Bin Salman Al Rajhi.

Hadir pula Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang Kato Katsunobu dan Menteri Perburuhan dan Kebijakan Sosial Italia Nunzia Catalfo yang bertindak selaku Wakil Ketua.

https://money.kompas.com/read/2020/04/24/114145926/kepada-menaker-negara-g20-menteri-ida-beberkan-upaya-hadapi-covid-19-bagi

Terkini Lainnya

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke